Monday, January 31, 2011

Video Iklan Pocari Sweat Versi Irfan Bachdim

Irfan Bachdim mulai menginjak karier sebagai bintang iklan dan brand ambasador minuman isotonicUntuk pertama kalinya Pesepak bola berdarah Malang-Belanda, Irfan Bachdim menjadi bintang iklan dan menjabat sebagai brand ambassador sebuah minuman pengganti cairan tubuh,Pocari Sweat .

Irfan mengaku bersedia menjadi menjadi model iklan ini karena ingin menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya.Pemakai nomor punggung 17 ini, tak khawatir dengan menjadi model iklan dan brand ambassador akan mengganggu latihannya. Irfan yakin bisa mengatur semua kegiatan dengan baik."Semuanya sudah terorganisir dengan baik jadi sama sekali enggak mengganggu. Selama saya punya waktu luang, saya pasti menghadiri acara (turnamen futsal) untuk mendukung anak-anak yang bermain," pungkasnya

Irfan Bachdim jadi Ikon Kejuaraan Futsal Antar SLTA se- Indonesia

Irfan Bachdim, striker andalan klub Persema Malang menolak berkomentar banyak tentang tim nasional Indonesia U-23. "Saya tidak tahu soal itu. Saya tegaskan, saya di sini untuk mendukung anak-anak remaja," kata Bachdim saat ditemui dalam jumpa pers Pocari Sweat Futsal Championship, di Hotel Hyatt, Jakarta, Senin (31/1). 

Pemain yang namanya menjadi populer setelah membela tim nasional senior di Piala AFF ini tampak kaget saat ditanya soal Tim Nasional. Bachdim menjadi brand minuman berenergi Pocari Sweet, sekaligus menjadi ikon di kejuaraan futsal antar siswa Sekolah Tingkat Lanjutan Atas (SLTA). 

Kejuaraan berhadiah total Rp. 200 juta ini bakal digelar di sepuluh kota di Indonesia, dengan pembukaan di Jakarta 29-30 Januari. Selanjutnya, akan digelar di Makasar, Samarinda, Pekanbaru, Medan, Surabaya, Denpasar, Semarang, Yogyakarta, dan terakhir di Semarang (9-10 April 2011 nanti).Bachdim benar-benar tidak memberikan ruang pada juru warta untuk bertanya tentang tim nasional lebih dalam. "Saya tidak tahu apa yang terjadi di sini. 

Saya tegaskan saya hanya di sini hanya untuk mendukung anak-anak," kata Bachdim mengulang jawaban sebelumnya. Striker yang pernah bermain di klub Ajax Amterdam ini, berharap bisa menumbuhkan semangat remaja Indonesia berprestasi di bidang olahraga. "Saya berharap bisa menjadi seseorang bagi mereka. Ikuti saja mimpi kamu. Sepertinya semua orang tahu bagaimana nasib saya di Indonesia, sempat ditolak dua klub. Tapi, teruslah mencoba." kata Bachdim. 
source : Tempo interaktif

Irfan Bachdim Membintangi Iklan Pocari Sweat

Tidak butuh waktu lama untuk Irfan Bachdim, pesepak bola asal klub Persema Malang itu, untuk menjadi popular. Belum genap setahun, ia sudah mendapat banyak tawaran sebagai bintang iklan. 

Ia kini menjadi bintang iklan minuman kesehatan. "Karena saya tahu ini menunjang untuk kesehatan, saya mendukung anak-anak kecil untuk meminum minuman olahraga. Untuk menginspirasi mereka," ujarnya, Senin, (31/01/2011), saat ditemui Hotel Grand Hyat dalam acara Futsal Championship Pocari Sweat.

Menurutnya, kesibukannya di luar dari sepak bola itu sama sekali tidak mengganggu jadwalnya di klub. Semuanya sudah terorganisir dengan baik."Semuanya sudah terorganisir dengan baik. Jadi, sama sekali nggak mengganggu, selama saya punya waktu luang," ujarnya. 

Ketika ditanya keinginannya untuk main sinetron, Irfan mengatakan saat ini dirinya, tidak punya pikiran seperti itu. Ia hanya ingin menjalankan hobinya dari kecil yaitu bermain bola.
 source:TribuneNews

Persema Malang Ditahan Imbang 1-1 oleh Batavia Union


Kesebelasan Batavia Union sukses menahan imbang Persema Malang 1-1 dalam lanjutan Liga Primer Indonesia, Minggu (30/1/2011) di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur.Dengan hasil imbang 1-1 ini, Persema Malang hanya berhasil mengoleksi tujuh poin dari tiga kali laga. Adapun Persebaya 1927 berhasil mengoleksi 9 poin dari tiga kali laga. Ini menjadikan

Persebaya 1927 kokoh mempertahankan puncak pemimpin klasemen sementara liga, menggusur Persema Malang.Tuan rumah Persema Malang sebenarnya memiliki peluang besar untuk memenangi laga ketiga ini. Itu karena pada menit ke-3 mereka mendapat hadiah penalti dari wasit Fiator Ambarita, setelah pemain belakang Batavia Union, Fathul Manan, menyentuh bola dengan tangannya di dalam kotak penalti sendiri.Eksekusi tendangan penalti dilakukan oleh Ngon Mamoun. Namun, eksekusi yang dinantikan ribuan "Ngalamania" (pendukung Persema Malang) itu gagal menghasilkan angka setelah tendangan Ngon melenceng dari gawang Batavia Union yang dikawal Fauzi Toldo. 

Secara umum kedua kesebelasan bermain cukup agresif. Akibat terlalu bersemangat, kubu tuan rumah bahkan harus kehilangan pemain penyerangnya, Han Sang Min, pada menit ke-25 setelah diusir wasit menggunakan kartu merah karena dua kali melanggar lawan dengan keras.Bermain dengan 10 pemain membuat "Laskar Ken Arok" harus berjuang keras. Bahkan Kim Jeffrey Kurniawan, yang semula diplot menjadi pemain belakang, didorong lebih maju ke depan untuk memompa serangan.Persema Malang akhirnya berhasil mencetak sebuah gol menjelang berakhirnya babak pertama. Meski sempat menyentuh tiang gawang, bola hasil tendangan Ngon Mamoun di menit ke-44 gagal diantisipasi kiper Batavia Union. Hingga babak pertama usai kedudukan sementara 1-0 untuk tuan rumah. 

Setelah turun minum, Pelatih Persema, Timo Scheunemann, mengganti Kim Jeffrey Kurniawan dengan Reza Mustofa. Timo tampaknya ingin memperkuat barisan penyerangnya. Bukan itu saja, ia juga menurunkan sejumlah pemain lapis keduanya untuk memberikan angin baru permainan.Namun, strategi tersebut mampu dipatahkan Batavia Union dengan jawaban sebuah gol balasan pada menit ke-74 dari kaki Na Byung-hul. Pemain asal Korea itu berhasil memanfaatkan umpan tarik dari Tantan dan menjebol gawang Persema yang dikawal Sukasto Effendi. Kedudukan 1-1 berakhir hingga pertandingan usai. 

Meski hasil akhir pertandingan kali ini mengecewakan, dari segi kerja keras pemain tidak mengecewakan. "Perlu diingat, kami harus bermain 10 pemain selama lebih dari 60 menit dan tidak menunjukkan penurunan stamina. Itu sudah sangat luar biasa," ujar Pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, seusai pertandingan.Pelatih Batavia Union, Roberto Bianchi, menyatakan puas dengan hasil imbang 1-1 tersebut. " Kami bisa mengambil peluang ini setelah mereka bermain 10 pemain. Awalnya pemain saya tidak berani mengambil keputusan, mungkin karena takut risiko," ujar pelatih asal Spanyol itu. 
source:Kompas

Sunday, January 30, 2011

Kasus Suap pada laga Final AFF di Malaysia

Disaat persepakbolaan Indonesia sedang mengalami grafik yang naik, Ada beberapa hal yang membuat Bangsa Indonesia kecewa salah satunya adalah Isu Adanya Kasus Suap pada laga Final AFF di Malaysia yang belangsung di stadion bukit jalil. Dari sumber yang ada bahwa ada oknum PSSI yang tega menjual kemenangan Indonesia kepada bandar judi kelas kakap di Malaysia hanya beredar dari mulut ke mulut, kini

Wednesday, January 26, 2011

Irfan Bachdim dan Lee Hendrie Jadi Magnet Laga Bandung FC vs Persema


Laga kandang Bandung FC melawan Persema Malang pada 5 Februari mendatang dipastikan bisa menarik massa banyak. Lee Hendrie, mantan bintang Aston Villa yang kini merumput bareng tim Laskar Siliwangi dan juga Irfan Bachdim diyakini akan menjadi magnet bagi pecinta sepakbola di Bandung."Kalau lawan Persema Malang nanti, saya yakin Hendrie bisa lah main. Kalau untuk dengan Solo FC 29 Januari nanti kemungkinan besar tidak main," ujar Manajer Bandung FC M Kusnaeni saat berbincang dengan detikbandung melalui telepon, Rabu (26/1/2011). 

Menurutnya keberadaan Hendrie bisa menjadi magnet bagi pecinta sepakbola di Bandung untuk datang ke stadion. "Apalagi nanti juga ada Irfan Bachdim. Ya mudah-mudahan bisa menyedot penonton," kata Bung Kus, panggilan akrab Kusnaeni.Lebih lanjut Bung Kus menuturkan jadwal pertandingan yang dipercepat dari tanggal 7 Februari menjadi 5 Februari. "Ini dari pihak televisinya yang meminta, dengan pertimbangan ini pertandingan besar sehingga lebih bagus kalau main hari Sabtu atau tanggal 5. Ya mudah-mudahan proses perizinannya lancar," katanya.Jika tanggal 5 Februari nanti, Bandung FC jadi menjamu Persema Malang di Stadion Siliwangi, ini pertandingan perdana klub asal Bandung yang main di Liga Primer Indonesia itu main di kandang. "Momen ini kami sangat tunggu sekali," katanya.

Monday, January 24, 2011

Riedl Genjot Latihan Fisik Pemain Timnas pra-Olimpiade

Pelatih tim nasional Alfred Riedl mulai menggenjot latihan fisik pemain timnas yang akan diturunkan pada pertandingan Pra-Olimpiade melawan Turkmenistan di Palembang, Sumatera Selatan, 23 Februari nanti.

Pemain yang berjumlah 25 orang, termasuk pemain keturunan yang baru masuk yaitu Jordy de Kat mendapatkan porsi latihan fisik di antaranya keseimbangan dengan tumpuan satu kaki dengan harapan

Fresh Orange!

Sunday, January 23, 2011

Ketua Umum Baru PSSI Ditetapkan pada Kongres 4 Tahunan

Kongres empat tahunan PSSI dilaksanakan pada 19 Maret agar ketua umum baru bisa merayakan HUT PSSI satu bulan kemudian. Ketua umum PSSI Nurdin Halid mengungkapkan, kongres empat tahunan PSSI yang mengagendakan pemilihan ketua umum baru periode 2011-15 bakal dilangsungkan pada 19 Maret mendatang di Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

Kongres tahunan PSSI yang berlangsung di Pan Pacific Nirwana Bali

Guntur Segera Jumpa Wenger

Perjuangan Guntur Triaji memperoleh kesempatan berlatih di Nike Academy dimulai. Dua hari ke depan merupakan penentuan bagi 100 peserta The Nike Chance dari 40 negara untuk memperebutkan satu tempat berlatih selama setahun di Nike Academy, London, Inggris.

Kesempatan tersebut juga dimiliki anak muda Indonesia bernama Muhammad Guntur Triaji. Sejak pekan lalu Guntur triaji telah meninggalkan

Saturday, January 22, 2011

Dua Gol Irfan Bachdim Kandaskan PSM Makassar dengan Skor 2-1


Dua gol dari striker Persema Malang Irfan Bachdim sukses mengandaskan PSM Makassar. Gol Irfan Bachdim tercipta pada menit ke-90 dan 33. Hingga peluit akhir dibunyikan, skor 2-1 untuk Persema Malang. 

Persema yang bermain di kandang sendiri, yakni Stadion Gajayana Malang, Sabtu (22/1/2011), Persema lebih dulu ketinggalan gol. Striker PSM Makasar yakni Srecko Mitrovic sukses mengoyak gawang Persema pada menit ke-19. 
Tuan rumah yang mengenakan custom merah, pasca terciptanya gol tersebut langsung tersengat.Dua striker Persema yakni Irfan Bachdim dan Jaya Teguh Angga dibantu terus menggedor pertahanan PSM. 
Pada menit ke-33, wasit menunjuk titik putih untuk Persema Malang akibat pelanggaran yang dilakukan pemain bek PSM. Irfan Bachdim yang dipercaya menjadi eksekutor, menjalangkan tugas dengan baik. Tendangan kerasnya ke atas langsung merobek jala PSM. 
Jelang turun minum, gempuran Bachdim Cs merepotkan barisan PSM Makasar. Namun hingga babak pertama berakhir, skor tetap 1-1. 
Babak kedua, guyuran hujan deras terjadi di Stadion Gajayana. Namun kedua tim saling serang. Persema pada babak kedua semakin menekan. Beberapa peluang Bachdim gagal dikonversi menjadi gol.Jelang pertandingan berakhir dengan perpanjangan waktu 5 menit, tepatnya pada menit ke-90, Irfan Bachdim yang mendapatkan umpan di kotak penalti langsung melesakkan tendangan keras. Kiper PSM tak mampu menjangkau si kulit bundar yang melesak di pojok kiri atas.Hingga peluit akhir dibunyikan, skor 2-1 untuk kemenangan Persema Malang.
source:Tribune news

Timnas U23 : Coret Pemain LPI, PSSI Otoriter

Pemerhati sepak bola, Jayadi Nas, menilai pihak PSSI sangat otoriter dan tidak adil. Ketidak-adilan PSSI karena melarang pemain yang berlaga di LPI membela tanah airnya.Bahkan, menurut Jayadi, keputusan itu dianggap telah melanggar hak warga negara yang tentunya sudah diatur dalam undang-undang.''Cristian Gonzales yang bukan berdarah Indonesia saja diputuskan dinaturalisasi untuk bisa memperkuat Indonesia. 

Sebaliknya anak bangsa sendiri justru malah dilarang untuk membela tanah airnya," ujar Jayadi.PSSI bersikeras tidak mengakui keberadaan LPI yang dinilainya ilegal. Sebagai konsekuensi sanksinya, organisasi sepak bola yang dipimpin Nurdin Halid selama tujuh tahun itu mencoret pemain LPI dari timnas Indonesia.

Sepuluh pemain LPI tidak masuk dalam daftar 26 pemain timnas u23 Indonesia pra-Olimpiade 2012. Sebanyak delapan pemain sudah diberitahukan langsung ancaman pencoretan saat menjalani seleksi timnas pada 7 Januari lalu. Alfred Riedl, pelatih timnas Indonesia, yang langsung memberitahukan kabar tersebut dalam sebuah pertemuan tertutup.Kedelapan pemain itu adalah Lucky Wahyu, Andik Firmansyah (Persebaya 1927), Novan Setyo Songko (Persibo Bojonegoro), Fandy Edy, Dajusman Trisadi, Rachmat (PSM Makassar), Reza Mustofa Ardiansya dan Joko Ribowo (Persema Malang). Sementara Kim Kurniawan dan Irfan Bachdim, dua pemain keturunan yang memperkuat Persema Malang, juga terancam dicoret dari timnas. Nasib Irfan belum jelas karena Riedl sebelumnya memproyeksikannya untuk timnas SEA Games 2011.
source:Republika

Friday, January 21, 2011

Klub ISL Diharapkan Bebas APBD di Tahun 2014

Nurdin Halid memberikan sedikit gambaran mengenai penggunaan dana APBD dalam kata sambutannya di Kongres II PSSI. Namun, baru 2014 diharapkan PSSI bebas APBD.

Penggunaan dana APBD untuk mendanai klub sepakbola belakangan juga mendapatkan perhatian dari Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. Ditargetkan di tahun 2012 tak ada lagi klub yang dapat subsidi dari APBD.

Dalam kata sambutannya di

Kongres PSSI Tertutup untuk Pers

Kongres tahunan PSSI di Bali yang dimulai hari ini dinyatakan berlangsung tertutup. Panitia telah mengeluarkan peraturan bahwa pers tidak bisa mengikuti jalannya persidangan.

Panitia telah mengeluarkan kebijakan terhadap kalangan pers, yang intinya membatasi peliputan langsung di arena kongres di Pan Pasifik Nirwana Resort, Tabanan, Bali.

Dalam lembaran peraturan disebutkan bahwa wartawan hanya

Indonesia keep on rising

FIFA memberikan pujian kepada tim nasional Indonesia. Tim Merah Putih disebut sebagai tim dari kawasan Asia yang berhasil meraih kenaikan peringkat secara signifikan.


Pujian FIFA itu tercantum melalui tulisan berjudul berjudul "Indonesia keep on rising" yang dipublikasikan di situs resmi otoritas tertinggi sepakbola dunia tersebut, tertanggal 20 Januari 2011.

"Dengan kondisi di mana kebanyakan

Jakarta FC 1928 gaet duo Younghusband

James dan Phil Younghusband sudah resmi jadi pemain Jakarta FC 1928 meski sempat dilarang oleh PSSI pada awalnya. Namun aksi Duo bersaudara asal Filipina itu baru bisa disaksikan sekitar pertengahan Maret.


Pekan lalu PSSI mengeluarkan larangan kepada Phil dan James untuk merumput di LPI, dikarenakan liga tersebut adalah ilegal dan jika masih tetap diteruskan maka PSSI dan PFF (Federasi

Thursday, January 20, 2011

Irfan Bachdim, Komitmen adalah Segalanya

source:Media Indonesia

PAGI hari yang cerah, sejuknya udara Kota Malang, Jawa Timur ditingkahi tatapan hangat muda-mudi ke dalam Stadion Gajayana. Gerakan lincah saat sesi latihan dan muka tampan seorang pemuda blasteran seperti menyihir mereka.

Pemuda itu adalah Irfan Harrys Bachdim, striker debutan tim nasional 2010 dalam ajang AFF yang berlangsung belum lama ini. Dia begitu dikagumi penggemar bola di Tanah Air, tak terkecuali cowok-cewek artis sekalipun yang tiba-tiba menyukai olah raga jenis ini.

Hari-hari Irfan kini mewarnai Persema Malang. Seperti biasa, saat sesi latihan usai, Irfan dikerubuti penggemarnya yang meminta tanda tangan atau sekadar berfoto bersama.

Penampilan pemuda 23 tahun ini baik di dalam maupun luar lapangan bola memang sebuah fenomena bagi persepakbolaan nasional. Mungkin baru kali ini dalam sejarah bola di Indonesia, seorang pemain begitu memikat siapa saja. Dari anak kecil, orang dewasa, kakek-nenek sekalipun. "Masih muda, enerjik, dan tampan," begitulah pendapat banyak orang tentang Irfan Bachdim.

Perlu ditambahkan di sini ia juga tajir dalam melesakkan si kulit bundar ke gawang lawan. Dan harus diakui memang itu yang menjadi daya pikat anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Nouval Bachdim dan Hester van Dijic ini. Irfan kini menjadi idola dan harapan baru bagi pesepakbolaan nasional.

Menengok ke belakang, keinginan Irfan bermain bola untuk Tim Garuda tidaklah gampang. Awalnya ia mengikuti laga charity game bersama pemain senior yang merumput di Liga Super Indonesia (LSI) untuk memberikan bantuan bagi pendiri Arema Malang Lucky Acub Zaenal, pada 4 Agustus 2010 silam.
Irfan mulai dikenalkan kepada masyarakat, bahwa pemain naturalisasi patut dicoba guna memberikan suasana baru bagi prestasi sepakbola nasional yang terus terpuruk selama puluhan tahun.

"Saya ingin sekali bermain sepak bola di Indonesia," katanya kala itu dengan logat cadel namun serius. Meski demikian hal itu tidak otomatis membuka peluang Irfan merumput di Indonesia.

Sebab sebagian praktisi sepakbola di PSSI sempat meragukan kemampuan pemain jebolan Akademi Sepakbola Ajax Amsterdam ini. Reputasi Irfan yang moncer sebagai top scorer di Liga Amatir Belanda U-15, 2002 dengan mencetak 25 gol untuk klub SV Argon Jr, dan top five best player di Liga Amatir Belanda di tahun yang sama belum meyakinkan mereka.

Bahkan pada pertandingan charity game di Stadion Gajayana Malang, Irfan yang sempat mencetak dua gol, pun masih diragukan talentanya. Hal itu dianggap belum cukup, sebab saat mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta keinginannya bermain bola di Indonesia terkandaskan.

Di balik perlakuan tersebut, pelatih Persema Malang Timo Sceunemann melihat potensi anak muda ini dan merekrutnya di klubnya yang berjuluk 'Laskar Ken Arok' itu. Irfan pun mengawali debutnya sebagai pesepakbola profesional di ajang LSI bersama Persema, klub yang juga sebagai 'pelabuhan' ayahnya Noval Bachdim di era 1980-an.

Kiprah pemain muda ini makin diakui setelah menunjukkan kualitas dengan bermain bagus di Persema. Naluri dalam mencetak gol ditunjukkan di setiap pertandingan.

Semua orang melihat langsung sekaligus mengakui bahwa Irfan bisa diandalkan. Hingga akhirnya pemilik sorot mata tajam ini lolos seleksi di timnas untuk laga AFF 2010 di bawah asuhan Alfred Riedl.

Nama Irfan semakin berdengung setelah ia mencetak beberapa gol di laga AFF sekaligus memberikan kontribusi positif bagi timnas. Talenta pemain muda jebolan FC Utrecht dan Haarlem Kennemerland FC tersebut terus menyihir seluruh masyarakat Indonesia bahwa pemain naturalisasi telah memberikan masa depan cerah bagi sepakbola nasional untuk berkiprah di ajang internasional.

Bersama Tim Garuda, Irfan pun membuktikan berhasil memenangi setiap pertandingan, hingga akhirnya masuk final AFF meski menempati juara ke dua. Popularitas striker dan gelandang serang timnas ini pun tidak surut. Justru masyarakat lebih bersimpati.

Namun sayang karena konflik di tubuh pesepakolaan nasional mengubur peluang Irfan untuk berbuat lebih banyak bagi masa depan sepak bola Indonesia.

Irfan terbuang tapi terlihat tetap tegar. Ia terhempas tapi tetap berkomitmen ingin berbuat sebaik mungkin dan bersikap profesional demi kemajuan sepak bola nasional lewat LPI.

"Masa depan sepak bola di Indonesia sebenarnya sangat bagus, saya sangat suka dan tidak ada masalah (dicoret dari timnas)," katanya saat ditemui Media Indonesia seusai menjalani latihan di Stadion Gajayana, Senin(17/1).

Pegang komitmen

Ajang Piala AFF 2010 telah usai dan diiringi konflik 'konyol' di elite pesepakbolaan nasional. Dampaknya bagi Irfan luar biasa. Statusnya di klub yang menyatakan hengkang dari LSI, otomatis menyeret dirinya.

Di sini sikap profesional Irfan diuji. Sempat menjadi rebutan antara PSSI dan Persema Malang yang menyatakan keluar dari ajang LSI bagaikan pukulan berat bagi karir sepakbola Irfan.

Bagaimanapun situasinya Irfan harus mengambil sikap. Dan ia sudah memutuskan tetap bergabung di Persema karena percaya bahwa setiap pemain profesional yang mampu bermain bagus, maka akan tetap mendapatkan kesempatan bermain di timnas. "Itupun bila dipanggil, namun bila tidak saya juga tidak apa-apa," imbuhnya.

Apapun yang diputuskan Irfan, masyarakat pecinta bola di Tanah Air tetap bersimpati. Terpenting bagi Irfan, sebagai pemain profesional ia mengaku akan selalu menjaga komitmen, terus bermain dengan baik.

Di usianya yang masih belia, Irfan ternyata juga memiliki pandangan dan sikap hidup yang dewasa. Dalam mengambil keputusan ia tetap ingat sejarah dirinya saat mengawali kiprahnya bermain sepak bola di Indonesia.

Ia juga merasa bahwa semua kawan-kawannya di Persema adalah keluarga. "Saya merasa teman-teman yang berkaos putih (pemain Persema) adalah keluarga," katanya sambil beranjak dari tempat duduk untuk menyalami pemain Persema yang duduk di depannya.

Di mess Persema usai latihan, Irfan menyatakan, "Saya sangat senang tinggal di Malang. Kotanya sangat nyaman, masyarakatnya ramah dan bersahabat."

Ia tidak berbohong. Ketika di luar jadwal latihan di Persema, Irfan memang mengisi waktunya dengan jalan-jalan naik sepeda motor mengelilingi Kota Malang sambil berburu kulinernya.

Bahkan ia mengaku menyukai semua makanan Indonesia. Irfan merasa berkesan dengan soto, rawon, bakso, dan sate. "Semua makanan Indonesia saya suka, diantaranya soto, rawon, bakso dan sate," ujarnya dengan logatnya yang masih cadel.(M-1)




Biodata :

Nama : Irfan Harrys Bachdim
Panggilan : Irfan
Kewarganegaraan: WNI sejak 2006
Nomor Punggung : 10
Blasteran : Belanda-Indonesia (Lawang Malang)

Lahir : Amsterdam, Belanda, 11 Agustus 1988
Postur : 174 cm/65 kg.
Posisi : Striker dan gelandang serang.
Klub Sekarang : Persema Malang sejak 9 Agustus 2010
Timnas : Timnas Indonesia sejak 4 November 2010 (nomor punggung 17)

Alamat : Jalan Taman Sulfat Kota Malang

Karier klub junior : - Akademi Sepakbola Ajax Amsterdam (1999-2001)
- SV Argon Jr (2002), FC Utrecht Jr (2003-2007)

Karier klub senior : FC Utrecht (2008-2009)
Haarlem Kennemerland FC (2009-2010),
Persema Malang (2010-sekarang)

Orangtua : Nouval Bachdim (ayah/Lawang-Malang),

Hester van Dijic (ibu/Belanda)

Anak ke : Ketiga dari empat bersaudara
Saudara : Fardy Bachdim, Nadia Bachdim (kakak), Nofri Bachdim (adik)

Pemain Favorit : Ricardo Kaka (AC Milan/Brasil)
Hobi : Dengar musik, jalan-jalan
Prestasi : Top scorer Liga Amatir Belanda U-15 2002 (25 gol, klub SV Argon Jr) dan Top Five Best Player 2002 Liga Amatir Belanda.
Dikontrak Persema : tiga tahun (2011-2013) Rp 1,2 Miliar/per tahun

Pernyataan kontroversial Nurdin Rempong

Pernyataan kontroversial Nurdin ini disampaikan di hadapan kader Golkar di Palu. Nurdin menyatakan, sukses timnas senior di Piala AFF 2010 lalu merupakan hasil karya Partai Golkar yang dipersembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia. Pernyataan Nurdin yang menjabat sebagai Kordinator DPP Golkar Wilayah Sulawesi ini bertolak belakang dengan imbauannya sebelum Piala AFF 2010 lalu digulirkan. Saat

Muhamad Guntur Triaji

Muhamad Guntur Triaji memasuki tahap berikutnya untuk mewujudkan impian berlatih selama setahun di Nike Academy di Inggris.

Saat ini, Guntur berada di London untuk bersaing dengan 99 anak dari 39 negara lain untuk memperebutkan umpian tersebut. Guntur terpilih mewakili Indonesia melalui proses seleksi regional dan nasional bulan September dan Oktober lalu. Mulai tanggal 19 hingga 23 Januari,

Arema Belajar Dari Klub Liga Primer Inggris

Arema Indonesia akan belajar pengelolaan klub dari Liga Primer Inggris pada akhir Januari nanti setelah juara Superliga Indonesia 2009/10 itu menjalin kerja sama dengan pengelola kompetisi sepakbola Inggris tersebut.

Media officer Arema Sudarmadji mengatakan, rencana itu bagian dari kerja sama dengan Liga Primer dalam bidang pengentasan problem sosial anak muda melalui sepakbola. Arema menjadi

Ijo royo-royo




Petak sawah kawan saya di daerah Magelang pasca letusan merapi

Wednesday, January 19, 2011

Are you hools? absolutely yes!



Football makes me always young and terrace makes me know many people.
I have many friends and i know them when we "pray" on terraces.
travelling from our terraces to another, it makes me comfort to stay with them.
Stay together in behind the enemy lines or struggle to life on awaydays.
I learn terrace culture from many countries, the biggest magnet is Italy
and England. This is England, it a first movie that makes me to know all
about casuals life and more interest than ultra in Italy.

Beer and fight is near from them, it's really happens if you watched Green Street Hooligans. The Casuals is like trigger to many sub-sub supporters to follow casuals life and fashion. They wear fila, fred perry etc, consume some drinks before or after the team match. Indonesian football fans have their style to support the team. Make a crowded on terrace with good songs, the simultan percussions, and attraction like a cheerleaders. It’s the characteristic of Indonesian supporters. I think in several years later we can’t see it in terrace again, at least on Gelora Bung Karno.

After watched persija against persib on medio October 2010, many firm on the jak choose to being ultra or hools, but the traditional fans stay with their own style on sector 9-12 gelora bung karno. Let's me to tell you that i'am the part of them who follow casuals life.hahaha..But i'm not a tiger boys, old firm from Jakarta, i have another firm that we called with sector 13 familia. hehehe.....

we have own paradigma, being hooligans it doesn't means you have to consume alcohol or something like that, if you're alcoholic isn't a matter for us cos it's your right. the most important is we'll always ready if the team need us to give the best support on terrace even fight with another firm from another team. its just my opinion, So make it simple thing, lads!

Hools is spirit in your soul and mind

Self Photo



Sometimes you're in predicament or trouble that makes your unsteady situation. When you feels that something shouts in your head, just turn on your PC and make it simple at all. Blogging can makes you calm down, So post anything that you want cos its your right!.

Tuesday, January 18, 2011

Pemain Potensial Timnas Jadi Korban Keangkuhan Elite PSSI

PSSI dan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI) harus damai. Perseteruan keduanya dikhawatirkan berimbas negatif pada timnas yang akan tampil di SEA Games (SEAG) 2011 dan Pra-Olimpiade 2012.

Sebab, muncul indikasi permusuhan PSSI dengan konsorsium LPI mulai berimbas ke timnas. Beberapa pemain yang dianggap memiliki potensi lebih ternyata terlempar dari daftar nama tim Pra-Olimpiade 2012. Sebut saja duo Persema Malang Irfan Bachdim dan Kim Jeffry Kurniawan yang baru saja mengantongi paspor Indonesia. Irfan seharusnya mendapat wild card merumput di SEAG 2011 karena masuk daftar pemain timnas Piala AFF.

Sementara Kim sempat dipanggil mengikuti seleksi meski akhirnya tidak datang. Timnas juga membatalkan perekrutan pemain Persija Jakarta Wirya Kusmandra karena memperkuat Jakarta 1928 yang tampil di LPI. Nasib serupa mengancam kiper Persita Tangerang Mohamad Ridwan. Status Ridwan terancam dibekukan bila terbukti berganti kostum ke Tangerang Wolves.

Pemain potensial lain yang terbuang adalah duo Persebaya 1927 Lucky Wahyu dan Andik Vermansyah. Masuk list seleksi timnas U-23 tahap pertama, mereka tidak memenuhi undangan seleksi karena tidak ada jaminan hukum. Padahal, Lucky sempat bermain di Liga Super selama 958 menit atau 31%. Lalu, Andik merumput selama 1.042 menit atau 34% dan mencetak dua gol.

Pelatih Timnas Alfred Riedl memang sempat mengatakan tak akan menggunakan jasa pemain yang klubnya tidak tercatat sebagai anggota FIFA atau PSSI. Keputusan yang tentu saja mengundang banyak perdebatan. Keputusan yang seperti mengabaikan talentatalenta muda Indonesia yang layak dan pantas mengenakan kaus timnas. ”Talenta potensial tersebut sebenarnya bisa bermain di timnas.

Tapi, syaratnya, petinggi sepak bola di Indonesia mendahulukan kepentingan Merah Putih. PSSI dan LPI sudah harus duduk bersama. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut karena bisa berpengaruh kepada timnas,” ungkap Staf Ahli Menpora Johar Arifin Husein, kemarin. Johar berharap kedua kubu menurunkan tensi emosional. PSSI dan LPI juga harus bersikap dewasa. Seharusnya tujuan kompetisi adalah mematangkan pemain sehingga menyuplai pemain berkualitas ke timnas.

”Bila persoalan ini dibiarkan berlarut, yang rugi adalah bangsa. Satu generasi pemain potensial bisa hilang. Kami menunggu iktikad baik mereka berunding karena beban timnas berat,” tandasnya. Sedikitnya ada tiga event yang harus dijalani Merah Putih sepanjang musim ini, seperti Pra- Olimpiade 2012, Pra-Piala Dunia 2014, dan SEA Games (SEAG) 2011. Agenda akan bertambah lantaran menjelang kick-off SEAG ada Piala AFF U-23 dan Indonesia menjadi tuan rumah.

Bukan hanya mengejar prestasi, timnas U-23 saat ini diharapkan menjaga momentum kepercayaan masyarakat. Belum lagi subsidi Rp50 miliar untuk menopang persiapan timnas U-23 sudah diberikan. Anggota Komisi X DPR Angelina Sondakh jauh-jauh hari mengimbau agar PSSI jangan memakai LPI sebagai kambing hitam bila gagal di SEAG atau Pra-Olimpiade.

”Bisa saja karut marut seputar timnas dibahas dalam rapat kerjadengan Menpora, besok (hari ini). Kondisi ini sudah saatnya disudahi. Kami akan meminta pemerintah sebagai fasilitator perdamaian PSSI dan LPI. Tapi, jika timnas gagal juara lagi, kami berharap PSSI tidak memakai gangguan LPI sebagai tameng,” tandasnya.

Sebelumnya Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng menjamin Irfan tetap bisa memperkuat timnas meski bermain bersama Persema yang tampil di LPI. “Aturannya jelas, semua warga negara yang berprestasi berhak membela Merah Putih dengan prestasinya itu, termasuk Irfan,” kata Andi, Selasa (4/1). Pernyataan Andi saat itu menanggapi kemungkinan Irfan dan pemain yang berada di LPI tidak bisa memperkuat timnas Indonesia.

Sebab, PSSI dalam beberapa kesempatan mengatakan pemain yang bermain di kompetisi di luar PSSI tidak bisa mengenakan seragam timnas. Andi menambahkan, anggota timnas adalah setiap warga negara Indonesia yang terbaik. Karena itu, Irfan, lanjutnya, berhak memakai kostum Merah Putih.

Bahkan, siapa pun bisa tetap memperkuat barisan timnas meski dari klub yang bukan di bawah naungan PSSI. Apalagi Irfan masuk dalam kategori karena tim SEAG akan bermaterikan pemain berusia di bawah 23 tahun. ”Sudah jelas kan, tidak ada masalah di sana,” kata Andi.
source: Sindo

Irfan Bachdim Masih Belum Pasti Dicoret

Alfred Riedl, pelatih timnas Indonesia, telah mengumumkan daftar 25 pemain timnas u23 Indonesia pra-Olimpiade 2012. Nama Irfan Bachdim tidak terdapat dalam daftar. Namun demikian, Irfan masih belum pasti dicoret karena striker Persema Malang itu sejak awal diproyeksikan untuk skuat timnas u23 Indonesia SEA Games 2011.
Deputi Teknis Badan Tim Nasional (BTN), Iman Arief, sebelumnya mengatakan bahwa sebanyak 25 pemain akan diambil dari 54 pemain yang mengikuti seleksi timnas U23 Pra-Olimpiade 2012. Tiga tempat sudah menjadi milik eks-pemain Piala AFF 2010 yaitu Kurnia Meiga, Yongky Aribowo, dan Oktovianus Maniani yang langsung masuk pelatnas tanpa melalui seleksi. Pengumuman ke-25 pemain tersebut sudah dilakukan pada Senin (17/1) ini atau enam hari jelang laga pertama melawan Turkmenistan di Jakarta.

Sementara Irfan Bachdim dan Johann Juansyah, yang juga eks-pemain Piala AFF 2010, langsung masuk pelatnas timnas U23 SEA Games 2011 tanpa melalui seleksi. Sebanyak 25 pemain akan diambil dari 24 pemain yang mengikuti seleksi timnas U23 SEA Games 2011. Sebanyak 10 pemain SEA Games 2011 berasal dari seleksi timnas U23 Olimpiade 2012.
source:republika.co.id

Apakah Benar Pemilihan Pemain Timnas U-23 Sepenuhnya Urusan Riedl ??

Seleksi timnas Indonesia untuk Pra Olimpiade 2012 sudah diumumkan. Dalam 25 nama pemain plus satu pemain berdarah asing yang diumumkan, tak ada nama Irfan Bachdim.

"Saya tidak tahu apa sebabnya (Bachdim tidak terpilih), masalahnya apa. Itu (Alfred) Riedl semua," kata Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menyebut pelatih timnas pada wartawan di Senayan, Jakarta, Senin 17 Januari 2011.
Irfan Bachdim sebenarnya bisa otomatis masuk skuad karena sudah masuk timnas senior saat Piala AFF. Sama halnya seperti Kurnia Meiga, Oktovianus Maniani dan Yongki Aribowo yang masuk dalam daftar 25 nama tadi.
Namun akhirnya Irfan tak masuk tim karena klubnya Persema Malang main di kompetisi LPI yang tidak diakui PSSI. Riedl sebelumnya juga sudah menegaskan kalau ia hanya memilih pemain yang terdaftar di FIFA. Satu pemain Persema lainnya, Kim Kurniawan, juga akhirnya tidak ikut seleksi.

"Kriterianya, rekruitmennya, kapan diumumkan, siapa dan darimana orangnya, itu sepenuhnya kita berikan pada pelatih," tambahnya.

Skuad yang terpilih untuk Pra Olimpiade ini selanjutnya bukan lagi disebut tim U-23 melainkan U-21. Mereka akan mengikuti Training Camp yang dimulai pada 24 Januari 2011.

Dengan persiapan selama sebulan, Garuda muda ini bakal menghadapi laga pertama Pra Olimpiade 2012. Turkmenistan akan menjadi lawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 23 Februari 2011.

"Apa yang sudah diumumkan Riedl, itu yang sah. Soal ini kenapa dan bagaimana, tanya pada Riedl. Kita tidak ada intervensi sama sekali," kata Nurdin lagi.

Nurdin juga menambahkan kalau dirinya belum tahu siapa saja pemain yang terpilih. Sebab, ada beberapa jalur birokrasi yang harus dilalui. Mulai dari pengumuman nama pemain, laporan secara tertulis pada BTN (Badan Tim Nasional). Lalu BTN mensahkan pemain yang dipilih oleh pelatih.

"Nanti programnya Riedl akan disampaikan pada Kongres (PSSI). Saya minta pelatih mempresentasikan programnya sampai dengan SEA Games," kata Nurdin.
source:viva.com

Nurdin Bantah Jegal Irfan Bachdim ke Timnas U-23

Pelatih timnas Alfred Riedl telah menentukan 25 pemain yang akan memperkuat Indonesia pada pra olimpiade medio Februari 2010 mendatang. Namun, dari seluruh nama yang diumumkan melalui situs resmi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) itu, tak satupun yang bermain di Liga Primer Indonesia (LPI).

Ini berarti, pecinta sepakbola Indonesia dipastikan tak bisa menyaksikan aksi pemain seperti Irfan Bachdim yang bermain bagus saat piala AFF Suzuki Cup 2010 lalu. Mantan pemain FC Utrecht dan HFC Haarlem ini memang memperkuat Persema Malang yang menjadi kontestan LPI.

Seperti diketahui kompetisi LPI ditentang keras PSSI yang hanya mengakui Liga Super Indonesia (LSI). Hal ini menimbulkan dugaan campur tangan PSSI dalam penetapan pemain oleh Riedl. Namun, hal itu dibantah Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid.

“Tidak ada perintah dari PSSI. Mandat penuh telah diberikan kepada pelatih,” kata Nurdin menjawab pertanyaan wartawan soal dugaan keterlibatan PSSI dalam penetapan pemain, Senin (17/1).

Menurutnya, mandat penuh terhadap Riedl dalam hal penetapan skuad timnas telah disepakati saat penandatangan kontrak pelatih dan PSSI. “Harap tanyakan kepada pelatih karena karena kami (PSSI, red) telah memberikan kewenangan penuh kepadanya,” ujar pria asal Makassar ini
source:JPNN

Pecinta Timnas Kecewa Nama Irfan Dicoret

Pelatih Alfred Riedl telah mengumumkan skuad timnas U-23 yang akan berlaga di ajang pra Olimpiade. Seperti sudah diketahui, Riedl tak mau memasukkan pemain yang berlaga di Liga Primer Indonesia. Di antaranya Irfan Bachdim dan juga pemain naturalisasi Kim Jeffrey Kurniawan.

Tidak masuknya Irfan dalam skuad timnas U-23 disesalkan sejumlah kalangan. Padahal warga sangat berharap dapat menyaksikan lagi aksi Irfan di lapangan hijau dengan mengenakan seragam dengan logo garuda di dada. Irfan dinilai tampil baik saat ajang Piala AFF 2010 dengan mencetak dua gol.

Selain Irfan dan Kim, sejumlah pemain berprestasi yang berlaga di LPI turut dicoret dari daftar pemain timnas U-23 meskipun sempat dipanggil seleksi. Antara lain Andik Virmansyah dan Lucky Wahyu dari Persebaya 1927. Komposisi pemain U-23 memang turut dipengaruhi perseteruan PSSI dan penyelenggara LPI
source: Liputan6.com

Skuad Timnas Pra Olimpiade

Pelatih Alfred Riedl mengumumkan nama-nama pemain yang masuk Tim Nasional untuk laga Pra Olimpiade 2012. Di antaranya pemain yang memperkuat Indonesia di Piala AFF 2010 yaitu Oktovianus Maniani, Yongki Ariwibowo, dan juga Kurnia Mega. Sementara Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey tak masuk ke dalam skuad.

Keputusan skuad Merah Putih ini dikeluarkan di Jakarta, Senin (17/1), setelah Riedl berdiskusi dengan asistennya. Sebelum menentukan pilihannya, pelatih asal Austria ini telah menyeleksi lebih dari 80 pemain yang dilakukan dalam tiga fase sejak 7 Januari 2010.

Para pemain akan mulai menjalani Pelatnas 24 Januari 2011. Okto dan kawan-kawan akan digembleng serius sebelum menjalani laga home melawan Turkmenistan pada 23 Februari 2011. Catatan pelatih dari hasil ini dapat berubah sewaktu-waktu jika terjadi cedera pada pemain.

Pencoretan juga akan dilakukan apabila ada pemain yang tidak disiplin alias indispliner. Demikian juga apabila sang pemain mengalami penurunan performa selama mengikuti pemusatan latihan. Di dalam daftar pemain termasuk juga Ruben Warbanaran. Namun Ruben masih menunggu proses untuk menjadi WNI dan mendapatkan paspor Indonesia.(ANT/JUM)

Berikut adalah pemain terpilih untuk Pra Olimpiade 2012 :

1. Kurnia Mega (Arema Indonsia)
2. Arditani Ardiyasa (Persija)
3. Muhamad Ridwan (Persita)
4. Abdul Hamid Mony (Persiba)
5. Safri Umi (Persiraja)
6. Diaz Angga Putra (Persib)
7. Ahmad Farizi (Arema Indonesia)
8. Gunawan Dwi Cahyo ( Sriwijaya FC)
9. Rahmat Latif (Sriwijaya FC)
10. Fachrudin (PS Sleman)
11. Septia Hadi (PSPS Pekanbaru)
12. Okto Maniani (Sriwijaya FC)
13. Dendi Santoso (Arema Indonesia)
14. Egi Melgiansyah (Pelita Jaya)
15. Hendro Siswanto (Lamongan)
16. Ramdani Lestaluhu (Persija)
17. Nasution Karubaba (Perseman)
18. Engelberth Sani (Pelita Jaya)
19. Johan Yoga (Persib)
20. Rishadi Fauzi (Persita)
21. Aris Alfiansyah (Persela)
22. Titus Bonai (Persipura)
23. Risky Novriansyah (Persijap)
24. David Lali (Persipura)
25. Yongki Ariwibowo (Arema)
26. Ruben Warbanaran (Masih dalam proses WNI & paspor Indonesia
souece: Liputan6.com

Mendaki Cartenz Demi Ayah. (repost)

Dari Majalah Angkasa.
Harian Kompas tanggal 18 April 1981 memberitakan: “Pendakian Salju Khatulistiwa. Tim Mapala UI menemukan es Jayawijaya menyusut 200 m. Sisa pesawat DC-3 Belanda ditemukan.” Mengenai sisa pesawat selanjutnya diberitakan: “Reruntuhan DC-3.Tim pendakian ekspedisi telah melacak rute selatan Pegunungan Carstensz dan berhasil menemukan reruntuhan pesawat terbang DC-3 (maksudnya C-47) Dakota milik Belanda. Tim ini juga berhasil mendaki lagi puncak tertinggi Carstensz Pyramide (4.884 m), dengan menyertakan dua pendaki wanita, Karina Arifin dan Ita Budi.

Hampir 30 tahun sesudah ayahnya meninggal, barulah Harry Rudolph dapat berpamitan dengan sebenarnya. Hanya tidak mudah, dia harus mendaki Pegunungan Carstensz setinggi 4.000 meter di Papua demi ayah yang dicintainya.

Sepuluh hari lamanya, terguyur hujan dan terbenam dalam lumpur hingga lutut, aku bersusah-payah menembus hutan belantara tropis di Niugini. Tujuan akhirku masih tampak jauh dan sulit dicapai. Persediaan makananku sudah berkurang secara memprihatinkan. Akan tetapi, setiap kali aku pertimbangkan untuk membatalkan ekspedisi ini, setiap kali pula aku teringat wajah ayahku, Frans Rudolph, yang seolah-olah memberikan kekuatan baru.

Sekonyong-konyong, 15 orang laki-laki yang telanjang menghalangi jalanku. Mereka adalah orang-orang Papua, yang memakai bulu-bulu burung beraneka warna di rambutnya yang keriting dan bersenjatakan panah serta busur di samping parang yang tampak menakutkan. Aku merasa khawatir dan menyadari, boleh jadi, ini berarti akhir dari petualangan. Aku nekat.

Bagi orang-orang Papua yang gagah berani, mungkin memergoki seorang pengembara di dalam hutan, mengagetkan mereka juga. Perjuangan berhari-hari telah menyebabkan penderitaan yang tidak ringan. Badanku penuh dengan luka-luka berdarah yang ditimbulkan oleh batu karang yang tajam dan dahan pohon. Kaki dan mata sudah bengkak karena gigitan nyamuk dan lintah yang haus darah, serta sengatan yang menyakitkan dari tawon dan kalajengking.

Karena kehabisan tenaga, aku duduk di atas sebuah batu gilang sambil meletakkan kedua telapak tangan di kudukku sebagai tanda bahwa aku tidak bermaksud jahat. Begitulah keadaanku sambil melihat ketakutan. Aku teringat ayah yang memberi dorongan untuk melakukan perjalanan seorang diri, juga memberi kekuatan untuk bertahan menghadapi segala macam ujian.

Pada tanggal 28 Juni 1962, Negeri Belanda masih terlibat konflik bersenjata melawan Indonesia sehubungan dengan klaim terhadap Irian Barat. Pada pagi hari itu, ayahku, seorang flight engineer AU Belanda dan empat orang kru lainnya serta tiga orang penumpang sebuah pesawat C-47 Dakota dengan nomor registrasi X-11, lepas landas dari Merauke. Untuk mencapai tujuannya, Biak, pesawat militer itu harus melewati Pegunungan Carstensz setinggi 5.000 meter. Alam yang benar-benar tidak bersahabat.

Delapan tahun kemudian, beberapa foto udara memperlihatkan, bagaimana di tengah perjalanannya, pesawat itu menabrak dinding gunung dan hancur-lebur. Bayangan bahwa jasad ayahku terlantar di suatu tempat di dataran tinggi gunung karang, bagi kami sekeluarga menimbulkan penderitaan batin yang nyaris tak tertahankan.

Aku baru berumur 12 tahun ketika melihat ayah terakhir kali. Sepanjang ingatanku, dia seorang militer yang tegar, percaya diri dan gagah berani, yang sangat memperhatikan dan menyayangi istri serta empat anaknya. Ia menyediakan waktu sebanyak mungkin dengan keluarganya. Ia suka membawa anak-anaknya jalan-jalan di hutan dan mengajak kami berpartisipasi dalam hobinya yang paling berat, yaitu mengotak-atik mobil. Ia memiliki mobil Peugeot tahun 1947. Kami sering berjam-jam mengotak-atiknya.

Selama hampir 30 tahun sejak dinyatakan hilang pada usia 39 tahun, kerinduan kami sekeluarga kepada ayah bertambah kuat, di samping perasaan kecewa atas perlakuan terhadapnya dan anggota kru lainnya.

Dalam tahun 1974, arsip tentang X-11 ditutup karena, menurut para pejabat, adalah mustahil untuk mencapai reruntuhan pesawat dan mengevakuasi jenazah-jenazahnya. Pada waktu itu, mulai timbul niatku untuk mencari sendiri. Setelah begitu lama, begitulah pikiranku, ayahku harus mendapat tempat peristirahatan terakhir yang pantas. Untuk membiayai perjalanannya, aku dan anggota keluarga lainnya mengumpulkan sekitar 50.000 gulden dari kocek sendiri.

“Romo Pastur Jos,” aku bertanya di kantornya di kota Leiden, “Orang Papua itu sebetulnya bagaimana?” Muka misionaris mengguratkan senyuman. “Mereka adalah orang-orang yang ramah-tamah, suka membantu dan suka menerima tamu,” begitulah jawabnya.

Romo Pastur Jos Donkers lama hidup di antara orang-orang Papua di hutan belantara Irian Jaya, yang hingga tahun 1962 bernama Niugini Belanda, yang gelap. Akan tetapi, seluruh daerah sulit dilalui. Hujan yang terus-menerus mengguyur tanah rawa, ular, lintah, dan serangga lainnya adalah ancaman yang harus diwaspadai. Anda tidak bisa menemukan apapun yang dapat dimakan. Adalah niat yang gila untuk pergi ke sana sendirian.

Aku mengunjungi Tropen Museum di Amsterdam untuk mempelajari peta-peta Niugini. Bahkan di atas kertas, perjalanannya tampak mengesankan. Sebagai persiapan, aku latihan intensif selama dua minggu di Pulau Jawa. Aku mendaki gunung berapi sampai tidak kurang 25 kali, tidur di udara terbuka, dan melakukan percobaan untuk mengetahui berapa hari dapat bertahan tanpa makan.

Setelah itu, aku menentukan susunan bagasi di atas hamparan plastik, sebuah kantong untuk tidur, beberapa potong pakaian, sebilah parang, sebuah kompas, beberapa helai peta, dua buah velples, sebuah payung dan sebuah video kamera. Persediaan makananku terdiri dari biskuit kering, buah berkulit keras, satu blek bubuk glukosa dan beberapa blik ransum darurat.

Begitulah. Pada 25 Oktober 1989, aku mulai ekspedisi ke Timika, suatu kota kecil di pantai selatan Irian Jaya. Dengan bantuan seorang misionaris yang berdiam di sana, aku dipertemukan dengan seorang Papua yang pernah menjadi anggota suku yang berdiam di pegunungan yang tinggi. Ia menggambarkan rute menuju ke desanya yang dulu secara garis besar. Perjalanannya akan memakan waktu lebih kurang empat hari, berdasar taksirannya. Optimismenya ternyata jauh berbeda dengan kenyataan. Perjalananku memakan waktu jauh lebih lama dan penuh kejadian-kejadian yang menakutkan.

Hujan deras mengguyur pohon-pohon lebat yang tingginya mencapai 50 meter. Untunglah masih terdapat celah terbuka melalui mana dapat kubedakan siang dan malam. Satu-satunya alat yang membantu dan menjadi tumpuan harapan di dalam medan yang sangat tidak bersahabat, yaitu kompasku, seolah-olah menentangku dengan selalu menunjukkan arah ke pohon-pohon tumbang atau rawa-rawa yang dalam.

Kerumunan tawon hitam yang ditakuti mengelilingiku. Dari waktu ke waktu, tawon-tawon itu membuka serangan secara massal. Pakaianku nyaris tidak mampu memberi perlindungan. Tawon-tawon itu dapat menembus hampir semua bagian dari tubuhku untuk sekadar memberi sengatan tajam yang dapat menimbulkan infeksi yang parah.

Di belakang kawanan tawon menyusul pasukan lintah, mahluk-mahluk seperti monster sepanjang hampir 3 cm, yang menggigit kulitku dengan keras dan bahkan dapat masuk lewat lubang-lubang tali sepatuku dan melihat kaki-kakiku berdarah. Ular-ular piton sepanjang hampir tujuh meter disana-sini tampak bermalas-malasan pada sore hari. Ular-ular yang tanpa upaya menyambar dan melilit babi hutan yang lewat, dapat saja sekonyong-konyong berbuat yang sama terhadap pengembara hutan tanpa pertahanan diri seperti aku.

Tinggi di atas kepalaku, burung-burung cendrawasih mengantarkan perjalananku yang berat dengan kicauan-kicauan yang ramai. Pada malam hari, suara mereka yang gaduh ditingkahi oleh menggerisiknya ular, laba-laba, dan kalajengking, yang mengelilingi diriku bak musuh yang tak kasat mata. Aku berusaha untuk tidur sambil mengacuhkan luka-luka dan kaki yang bengkak.

Hutan belantara merupakan musuh tanpa ampun. Perjalanan empat hari tamsiran orang di Timika, bergema dibenakku ketika kuinjak hari kesepuluh.

Pada hari yang sama, hampir saja sebuah Lockheed Neptune milik AL Belanda ditembak jatuh oleh dua Hawker Hunter AU Belanda

Sebenarnya, dipergokinya diriku oleh 15 orang penduduk bersenjata yang di luar dugaan muncul di depanku, lebih merupakan penyelamatan daripada ancaman. Orang-orang itu ramah-tamah, suka membantu, dan suka menerima tamu. Gambaran yang diberikan Romo Pastur Jos tentang orang Papua kuingat kembali, ketika di depanku orang-orang itu terlibat diskusi yang ramai. Dengan sisa kekuatan yang masih kumiliki, kedua telapak tanganku tetap kuletakkan di kudukku sebagai tanda menyerah. Akhirnya, seorang yang lebih tua mendekat secara hati-hati untuk memeriksa barang bawaanku.

Penasihatku seorang Papua di Timika, telah menitipkan sepucuk surat yang sederhana bagi orang yang dituakan di desa. “Orang baik”, begitulah kira-kira isi surat tersebut karena salah seorang penduduk bersenjata yang lebih tua tampak tersenyum dengan ramah. Yang lainnya mengubah arah acungan senjata dari diriku.

Salah seorang penduduk menguasai sedikit bahasa Melayu dan menjadi juru bahasa. Kuceritakan bahwa aku sedang mencari jenazah ayahku yang telah jatuh dengan pesawat di pegunungan Carstensz. Ia meneruskannya kepada pimpinannya, dan kembali kepadaku sambil berkata: “Pemimpin kami bilang bahwa kedatangan Anda disambut baik di desa ini dan bahwa Anda boleh menginap di sini.”

Orang-orang yang suka menerima tamu. Romo Pastur Jos benar. Jarang saya mendapat teman-teman begitu cepat seperti di desa ini. Orang-orang Papua memberikan segala macam perhatian. Dari dalam gubuk-gubuk yang mirip cendawan raksasa dan tersebar di bukit-bukit, mereka memberi senyum penuh persahabatan, setelah pemimpinnya memberitahukan bahwa aku orang baik.

Aku mengalami kejutan ketika foto reruntuhan X-11 yang kuperlihatkan untuk menjelaskan tujuan ekspedisi yang tidak biasa ini, membangkitkan ingatan beberapa penduduk. Pemimpin desa menunjuk ke arah pegunungan yang tampak menjulang ke langit di kejauhan.

Dua hari lamanya aku menjadi tamu orang-orang Papua yang riang gembira. Kekuatanku sudah pulih kembali untuk meneruskan perjalanan. Beberapa penduduk yang ramah-tamah bahkan mengiringi diriku selama beberapa hari.

Perlahan-lahan hutan belantara diganti oleh batu-batu karang yang tajam. Pemandangan di sekelilingku didominasi oleh arakan awan tipis dan panjang yang lewat di atasku dan ditiup oleh angin kencang dingin seperti es. Aku tidak dapat mengandalkan kompas lagi karena adanya endapan lapisan-lapisan logam di pegunungan itu. Aku terpaksa berlindung di bawah batu-batu yang menjorok selama berjam-jam sambil menunggu terangnya kembali penglihatan.

Tujuan akhir dari perjalananku tercapai 16 hari setelah berangkat dari Timika. Tampaknya seperti pemandangan di bulan yang menyeramkan, dikelilingi oleh dinding-dinding gunung raksasa yang menjulang tinggi dan menyeramkan. Di salah satu sisi pada ketinggian 4.100 meter tergeletak ekor Dakota yang berwarna kelabu dan dihiasi tanda kebangsaan AU Kerajaan Belanda merah-putih-biru yang menyala, diapit oleh nomor registrasi X-11. Itulah adegan yang selama bertahun-tahun menghantuiku.

Aku berkemah selama dua hari di antara horor sisa-sisa sedih X-11 yang hancur lebur. Di areal yang luas, kutemukan puing-puing terdiri dari sobekan aluminium yang dulunya merupakan badan pesawat, motor-motor pesawat yang hancur dengan baling-baling yang bengkok, sebuah sepatu, sebuah boneka, dan beberapa buah kaos kaki. Sama sekali tidak ada jasad para kru dan penumpang yang semula ingin kuberikan penghormatan terakhir di dalam kesunyian di pegunungan yang dahsyat ini. Apa yang telah terjadi dengan jasad mereka?

Aku dengar dari para pekerja tambang tembaga, tidak jauh dari reruntuhan pesawat, sekelompok mahasiswa Indonesia tahun 1981 telah mendahuluiku. Mungkin mereka dapat menjawab pertanyaanku.

Melalui kawan-kawan Indonesia di Bandung, aku bertemu dengan tiga orang. Mereka menceritakan bahwa proyek pendakian gunung universitasnya menugaskan mereka untuk mendaki pegunungan Carstensz pada 1981, ketika secara kebetulan mereka menemukan reruntuhan pesawat. “Tabrakannya begitu hebat,” kata salah seorang mahasiswa sambil menggigil sehingga reruntuhannya benar-benar tersebar di mana-mana.

Mereka berkemah selama kurang lebih sebulan dan setiap hari melakukan pencarian di sekitarnya. “Kami menemukan sepucuk Uzi, kereta bayi, beberapa potong pakaian dan sebuah buku catatan,” kata si mahasiswa. Buku catatan yang mereka temukan disimpan di universitas, ternyata milik ayahku.

Para mahasiswa telah mengumpulkan jasad-jasadnya dengan seksama, dimasukan ke dalam sebuah peti dan dikebumikan dengan khidmat di bawah tumpukkan batu. Aku mendapat sebuah foto dari kuburan itu. Setelah hampir 30 tahun, akhirnya aku mengetahui nasib yang dialami mendiang ayahku.

Dalam bulan Januari 1991, 14 bulan sesudah perjalananku yang penuh bahaya, AU Kerajaan Belanda dibawah tekanan untuk melakukan sesuatu mengenai X-11. Pihaknya mengizinkan ekspedisi yang terdiri dari lima orang untuk mengevakuasi jasad-jasadnya.

Aku mendapat izin untuk ikut serta. Kami diangkut dengan helikopter ke lokasi. Setelah mendirikan perkemahan, kami melakukan pemeriksaan yang seksama. Di bawah tumpukan batu seperti yang diperlihatkan oleh foto para mahasiswa, kami memang menemukan peti berisi jasad-jasad para kru dan penumpang. Bagiku merupakan saat yang sangat mengharukan dan memuaskan. Tugasku telah terlaksana. Ayah akhirnya akan pulang.

Tanggal 19 Februari, jasad-jasad para korban diangkut ke negeri Belanda. Tanggal 22 Maret dimakamkan dengan penghormatan militer di Taman Kehormatan di Loenen. Tinggi di pegunungan Carstensz, kini tinggal sejumlah reruntuhan dan prasasti yang menyebutkan nama para korban. Prasasti dibuat oleh anggota-anggota ekspedisi, yang mengenang bencana 29 tahun sebelumnya.

Harian Kompas tanggal 18 April 1981 memberitakan: “Pendakian Salju Khatulistiwa. Tim Mapala UI menemukan es Jayawijaya menyusut 200 m. Sisa pesawat DC-3 Belanda ditemukan.” Mengenai sisa pesawat selanjutnya diberitakan: “Reruntuhan DC-3.Tim pendakian ekspedisi telah melacak rute selatan Pegunungan Carstensz dan berhasil menemukan reruntuhan pesawat terbang DC-3 (maksudnya C-47-red) Dakota milik Belanda. Tim ini juga berhasil mendaki lagi puncak tertinggi Carstensz Pyramide (4.884 m), dengan menyertakan dua pendaki wanita, Karina Arifin dan Ita Budi.

Kelly dari TVRI Jakarta dibantu Arianto, berhasil merekam peristiwa penelitian, pendakian, dan penemuan reruntuhan pesawat dengan kamera 16 mm. Diharapkan hasil rekaman nanti menambah keterangan tentang hasil yang telah diperoleh Mapala UI.

Dari survei rute selama dua hari, akhirnya tim melalui rute selatan berhasil mendapati rute sebenarnya ke arah reruntuhan pesawat. “Waktu survei dua hari, pendakian yang benar hanya empat jam. Badan pesawat mulai pintu tengah sampai ekor boleh dikata utuh, lainnya berantakan,” kata Arianto. Diterangkan juga, pesawat menabrak dinding padas, lalu pecah, dan sisa badan pesawat terjerembab di atas teras batu ditutupi lumut.

Berhasil ditemukan beberapa tulang pinggul, tangan, serta sisa tempurung kepala manusia. Selain jaket penyelamat, gear box, dynamo wiper, helio-gram, mirror, segulung film positif 8 mm, dan beberapa temuan lainnya.

“Pesawatnya berwarna hijau loreng, masih kelihatan gambar bendera Belanda. Memang Atase Militer Kedubes Belanda, Brigjen J. Linzell, juga mengatakan hal yang sama. Mereka pernah memotret reruntuhan itu, kami pun banyak mendapat informasi darinya,” ujar Arianto lagi.

Harian yang sama dalam edisi 27 April 1981 menurunkan tulisan yang menceritakan bahwa reruntuhan pesawat C-47 Dakota ditemukan pertama kali oleh Norman Edwin pada tanggal 3 April 1981, pukul 10:30 WIT. “Setengah badan pesawat itu masih utuh, rupanya menabrak dinding selatan Carstensz lalu ambruk di teras,” tutur Kelly Saputro, juru kamera TVRI Jakarta yang mengikuti ekspedisi Mapala UI. “Bagian depannya mungkin hancur dan terlontar ke tempat lain.”

Pesawat Dakota itu milik Belanda, mendapat kecelakaan setelah melanggar dinding gunung tinggi saat terbang dari Merauke ke Biak pada masa konfrontasi Indonesia-Belanda tahun 1963. “Memang penemuan ini yang pertama kali, sedangkan pesawat udara yang ditemukan beberapa tim pendaki sebelumnya milik Amerika,” kata Kelly sambil menerangkan lagi, “Tahun 1944 ada pesawat Dakota kargo milik AU AS jatuh di komplek pegunungan Jayawijaya. Tak lama kemudian, Komisi Korban Perang AS sempat mendatangi dan membawa beberapa sisa tubuh korban untuk dimakamkan di negaranya.

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1314996


Yap, semua punya tujuan masing-masing ketika mendaki gunung. Apapun itu bulatkan tekad dan tujuan, siapkan mental dan kita siap menggapai sang puncak.
*ah...saya benar-benar ingin mendaki saat ini..

Monday, January 17, 2011

Skuad timnas U--23 Pra-Olimpiade

Alfred Riedl akhirnya resmi mengumumkan 26 nama pemain yang akan membela Indonesia di Pra-Olimpiade. Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan, seperti yang sudah bisa ditebak, tak termasuk di antaranya.

Pengumuman pemain tersebut dilakukan Riedl setelah berdiskusi dengan para asistennya dan daftar namanya langsung diumumkan di situs resmi PSSI. Di antara ke-26 nama itu, tiga di antaranya adalah

Terror, Indonesia tour 2011

Friday, January 14, 2011

Reforming The Indonesia Soccer Competition

Author: Baharuddin Aritonang ,social Observer
source: Media Indonesia

We have to admit the development of sport organizations in the country is becoming so complicated. It is not clear anymore, who does what. Tends to be a check-swimmer. Similarly in the world of football. What happens is chaos. As if there was no sense of sportsmanship in the sport there.

With apologizes to friends in PSSI (Indonesian Super League as well) I see the presence of the Premier League Indonesia (LPI) was initiated by several other friends deserve to be greeted with joy. As long as growth is also located on the actual track or rail, to develop a professional sport in Indonesia.

I want to emphasize sports for the sport in Indonesia tend to no longer give meaning to sport itself, the origin of said sport, build honesty, sportsmanship, fair play, and glorifies the achievements. So professional terms, ie, type of sport that occupied based on competition for achievement, and achievement is given a value which is also measured. Measured value alias that price applies transparent, the apparent. Athletes who pursue sports as a profession that would make the alias field of life. From there he lived.

LPI


Why do I support? Although now grown to be more complicated, I still remember when he first worked in the Office Menpora that flow is directed to build a sports development sport amateur and professional sports (which was later formulated in the legislation). The development of professional sports as that developed in various countries could not be dammed. However, professional sports should be governed, constructed, and developed. Container to build professional sports is formed, in the form Bapopi, Professional Sports Trustees Board of Indonesia. Those who choose the path of our professionals remove it from the amateur sport (not amateur). That is, do not be confused as it is today. Professional sports are built for growing independent or autonomous, not mixed with government. Let him manage himself, as football clubs (and other professional sports). They seek their own money (which is justified by legislation), organize themselves, train themselves, and competing shows achievement. The higher the achievement, they are increasingly able to collect a lot of money. So they trusted the public, the funds own audited and accounted himself to club owners and the public. Because of that, the funds may not use the funds income and expenditure budget (APBN) and regional budget revenues and expenditures (budget).

Let the public funds from the state budget / budget used to fund amateur sports (who are not amateurs earlier). The funds were used for community sports facilities, sports coaching in schools, in villages, and various other amateur sporting events. Do not like all this time, the budget included the cost of coaching sports, but in reality only be used to fund football, including hire foreign players. Though the number of sports coaching in the local budget funds that can reach tens of billions of dollars. If the whole Indonesia is collected, certainly the numbers become large. After all, is not fair because other sports dianaktirikan.

PSSI


Liga Super Indonesia (LSI), which had already initiated PSSI someday be united with the LPI. Or we let them both compete fairly. What is clear, it should be removed from PSSI. Let PSSI foster amateur sports, which is hosted on an KONI (for all branches of amateur sport.) When friends in PSSI now more interested in taking care of professional sports, may just get in there. But, PSSI must return our focus to foster amateur sports. His name just a amateur. Its activity was still occupied. Association football organization in each region should be returned to the PSSI. Who want to become a professional soccer club should form their own. Fuss union there is now a part of LSI (eg Liverpool) and some are part of LPI (among Persema). What is clear, PSSI is also a form of age group soccer players. If you have entered the club, aka professional football, no matter the age (although it could be arranged, for example 18 years and over).

If PSSI care of amateurs, can be supported APBN / APBD. Just remember, the state budget funds / budget for the branch was not only football, but also for all sports. All funds used will be audited Audit Agency (BPK), as is often questionable to me.

As the parent organization of sports (amateur) Other, PSSI inevitably must cooperate with the central government and local governments to promote and foster the sport. With the Ministry of National Education to build soccer sport in schools (from elementary, junior high, high school and college). With the Ministry of Religious Affairs at the religious schools, including boarding. The same way applies to other sports parent. Which organize everything would Ministry of Youth and Sports.

Of course, the competition should be done gradually. If in the form multiajang, may be we should revive the Week Sports Week Student and Student Sports are used routinely performed. Similarly, the National Sports Week (PON) that the regions in Indonesia. Which is also an amateur who took part to the SEA Games, Asian Games and Olympics. Unless the rules to allow professional athletes to take part. Clearly, the results of coaching and competition that can be upgraded to professional athletes, including football sports.

That is, we must return again to the mechanism we have ever developed first and consistently applied. It also supported all elements of society, sports organizations, and government. Of course, the move is the government itself

Irfan Bachdim Dicoret dari Timnas

Irfan Bachdim dipastikan tidak akan memperkuat skuad timnas Indonesia berlaga pada kompetisi Internasional, demikian ditegaskan oleh pelatih timnas Alfred Riedl.

Alasan Riedl tidak mengikutsertakan Bachdim adalah, tidak mau berspekulasi menurunkan pemain yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia (LPI) yang statusnya belum diakui FIFA, dan ditegaskannya lagi keputusan dia bukan atas paksaan pihak tertentu.

Hal tersebut disampaikan Riedl disela-sela sesi latihan hari ketiga gelombang kedua seleksi timnas U-23 di lapangan PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (13/1) pagi. Bahkan dia sudah mengantongi skema tim yang bakal terjun di pra-Olimpiade 2012.

Riedl juga mengaku tidak begitu puas dengan skill calon pemain naturalisasi yang diundang mengikuti seleksi ini. Dari 22 pemain hampir seluruhnya diisi pemain lokal dan hanya Ruben Wuarbanaran yang akan disertakan. Itupun dengan catatan Ruben bisa pulih dari cedera.

Para pemain yang terpilih nantinya wajib menjalani pelatnas jangka panjang, dari Maret hingga November, jelang SEA Games di Palembang.
source:Suara Merdeka

Wednesday, January 12, 2011

Manajer Timnas U-23: Timnas U-23 Masih Butuh Irfan-Kim

Terlepas sengitnya perseteruan PSSI dengan kubu Liga Primer Indonesia (LPI), Timnas U-23 proyeksi SEA Games 2011 dan Pra Olimpiade 2011 masih membutuhkan Irfan Bachdim dan Kim Jeffey Kurniawan.

Duo Persema itu sejatinya sudah masuk daftar seleksi Timnas, bahkan Irfan langsung masuk TC karena kelayakannya sudah teruji saat membela di ajang AFF 2010. Sedangkan Kim Jefrey Kurniawan, blasteran Jerman-Indonesia yang baru mendapatkan status WNI melalui jalur naturarisasi khusus ini semestinya mengikuti seleksi gelombang pertama, namun absen karena tenaganya dibutuhkan Persema melakoni laga LPI. Peluang

Atas sikap itu, pelatih Alfred Riedl mengisyaratkan tidak memakai jasa kedua pemain tersebut. Pertimbangan lainnya, pemain yang bisa memperkuat timnas adalah mereka yang bermain di kompetisi yang diakui FIFA. Sementara LPI, sejauh ini belum mendapat legalitas dari PSSI yang merupakan kepanjangan dari badan otoritas sepakbola dunia tersebut.

Manajer Timnas U-23, Adjie Massaid tak memungkiri pelatih Alfred Riedl telah mengisyaratkan menutup pintu duo Persema Malang. Arah kebijakan Riedl bisa dimaklumi, namun

karena pertimbangan demi kepentingan lebih luas (nasional), pihaknya akan berupaya mendekati Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan.
“Pemain yang dipanggil sebelum bergulirnya LPI akan tetap diberi kesempatan. Saya akan datang ke sana bicara dengan pemain dan pelatih, serta menanyakan mengapa mereka tidak datang,” ujar Adjie. “Saya datang secara pribadi. Masih ada kesempatan bagi pemain itu hingga tanggal 15 mendatang, karena ini kan pemanggilan seleksi.”
Bagaimana soal kebijakan PSSI yang menutup pintu bagi pemain dari LPI, Adjie mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada induk organisasi sepakbola nasional tersebut. “Memang semua keputusan sepenuhnya ada di tangan PSSI. Saya hanya memanggil untuk seleksi. Setelah selesai itu diterima atau tidak tergantung PSSI,” jelas Adjie.
source:Surabaya Post

Irfan Bachdim Terjegal: Irfan Tak Peduli yang Penting Main Bagus

Pesepakbola Irfan Bachdim, mengaku tidak tahu kalau dirinya tidak diikutsertakan dalam timnas sepakbola.Terkait posisinya, Irfan yang sudah membuktikan kepiawaian bermain pada piala AFF menyatakan, akan berkonsentrasi penuh di klubnya, persema Malang, yang tengah mengikuti kompetisi liga primer indonesia (LPI).

Sementara, pelatih Alfred Riedl menyatakan, keputusannya tidak memasukkan nama Irfan Bachdim dalam timnas U-23 bukan atas desakan pihak tertentu.

Ditemui di sela sela perayaan puncak perayaan indosiar semarak cinta 16 tahun indosiar di studio 5, jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, pesepakbola Irfan Bachdim mengatakan belum mengetahui menyangkut ikut tidaknya dia dalam timnas U23. Irfan mengaku saat ini tengah berkonsentrasi dalam clubnya persema Malang yang tengah mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI).

Sementara itu ditemui saat memimpin latihan untuk seleksi timnas U23 Rabu pagi, pelatih Alfred Readl menegaska dia tidak akan mengundang Irfan Bachdim untuk bergabung di timnas U23. Karena Irfan sudah memilih LPI.

Readle menolak anggapan bahwa keputusannya tersebut merupakan desakan pihak lain atau interfensi PSSI. Sebelumnya akhir pekan lalu pelatih Readl menyatakan Irfan Bachdim tidak bisa bermain di dalam timnas, karena ajang kompetisi LPI bersama dengan timnya di Persema Malang tidak diakui di FIFA. Karena untuk bisa masuk dalam timnas U23 asuhannya menurut Readl harus lah pemain yang diakui FIFA
Source: Indosiar.com

Monday, January 10, 2011

Cerita Cangkok Ginjal Alfred Riedl

Bermuka dingin dan jarang tersenyum begitulah mungkin penilaian banyak orang terhadap pelatih Timnas Alfred Riedl. Tapi muka jutek Riedl tidak membuat fans-nya takut malah dia begitu dicintai yang membuat penggemarnya di Vietnam rela memberikan ginjalnya untuk sang pelatih.

Riedl adalah salah satu pelatih Vietnam yang berhasil membawa negeri itu ke era kejayaan sepakbola Asia Tenggara. Riedl

Alfred Riedl Sindir Liga Super Indonesia dan PSSI

Sepak bola Asia Tenggara gagal meloloskan satu wakilnya pun di Piala Asia 2011. Alfred Riedl, yang sukses membawa Vietnam ke perempat final Piala Asia 2007 dan kini mengarsiteki timnas Indonesia, menyindir liga sepak bola negara Asia Tenggara termasuk Liga Super Indonesia sebagai penyebab keterpurukan tersebut.

''Kebanyakan negara di sini (Asia Tenggara -red) memiliki banyak pemain asing di liga

Alfred Riedl

Alfred Riedl (lahir di Wina, Austria, 2 November 1949; umur 61 tahun) adalah seorang pelatih sepak bola dan mantan penyerang asal Austria. Sejak April 2010, ia resmi dikontrak oleh PSSI selama 2 tahun untuk bertugas sebagai Pelatih Timnas Indonesia.
Karier Pemain
Karier Klub

Alfred Riedl mengawali karier sebagai pemain sepak bola di klub lokal Austria yaitu FK Austria Wien dan kemudian ia

FIFA Tidak Akui LPI

Direktur pengembangan dan anggota asosiassi FIFA Thierry Regenass menegaskan, mengaku tidak mengenal kompetisi sepakbola profesional yang diselenggarakan di luar anggotanya.

Mulai besok, ada dua kompetisi sepakbola profesional di Indonesia, yakni Superliga Indonesia yang dikelola PSSI dan Liga Primer Indonesia [LPI] gagasan pengusaha Arifin Panigoro untuk meningkatkan kualitas sepakbola di Tanah

Sunday, January 9, 2011

Mantan Pemain Senior Timnas Gugat Pelarangan Pemain LPI Seperti Irfan Bachdim Masuk Timnas

Kapten Persema Malang Bima Sakti mempertanyakan sikap PSSI yang tidak mengizinkan pemain Liga Primer Indonesia (LPI), seperti Irfan Bachdim, bergabung dengan timnas. Pasalnya, Bima Sakti pernah memiliki pengalaman bisa membela timnas meskipun tidak memiliki klub.

Badan Tim Nasional Indonesia (BTN) tetap memanggil Irfan mengikuti pelatnas timnas U-23 meskipun pemain keturunan Belanda tersebut tetap membela Persema Malang yang tampil di Liga Primer Indonesia (LPI). BTN beralasan memanggil Irfan karena LPI belum bergulir. Setelah LPI bergulir, Irfan akhirnya dinyatakan tidak bisa membela timnas.

Pelatih Alfred Riedl sudah menyatakan tidak akan membawa Irfan, termasuk pemain LPI lain, dalam skuad timnas U-23. Pelatih asal Austria itu menyatakan, LPI belum direstui PSSI. Jadi, ia memutuskan hanya membawa pemain yang berkompetisi resmi PSSI. Alasan itu dianggap aneh oleh Bima Sakti.

"Setelah membela Helsinburg selama 8 bulan, saya tidak memiliki klub pada tahun 1996-1998. Namun, saya bisa memperkuat timnas. Saya pernah membela timnas di Piala Dunhil yang digelar di Malaysia pada awal 1997. Saya juga bisa tampil di SEA Games 1997 dan Piala Asia 1996," ungkap Bima.

"Saya berharap LPI bisa diakui PSSI. Kami tidak ingin menentang siapa pun termasuk PSSI. Namun, LPI merupakan liga profesional," kata Bima.

Pelatih Persema Malang Timo Scheunemann juga mempertanyakan keputusan PSSI tersebut. "Ada tiga pemain yang tidak memiliki klub yang bisa tampil di Piala Dunia. Younghusband bersaudara bisa tampil di Piala AFF 2010 meskipun tidak memiliki klub," katanya.

Saturday, January 8, 2011

Irfan Bachdim Cetak 2 Gol: Persema Kalahkan Solo FC 5-1


Persema Malang tampil gemilang di partai perdana Liga Primer Indonesia (LPI) saat bertandang di kandang Solo FC, Stadion Manahan Solo, Sabtu (8/1/2011). Irfan Bachdim dkk dengan mudah menekuk tuan rumah 5-1.

Irfan Bachdim langsung menunjukkan kecakapannya di lini depan. Dia mengemas dua gol pada menit ke-26 dan 39. Sebelumnya, Jaya Teguh Angga membuka keunggulan Persema. Memasuki babak kedua, Robi Gaspar membawa Persema Unggul 4-0.

Persema tak terbendung dan M Khamri menambah keunggulan Persema menjadi 5-0. Satu-satunya gol hiburan Solo FC dicetak Yunet Hardianto pada menit ke-77