Monday, April 5, 2010

Bepe is BP


Malam itu secara tak sengaja saya menemukan tweet bambang pamungkas, pemain yang selama 9 tahun ini saya “gilai”. Karena penarasaran saya pun akhirnya mengunjungi website pribadinya www.bambangpamungkas20.com. saya telah lama tahu jika ia memiliki website pribadi tetapi tak sekalipun saya membaca tulisan-tulisannya, akhirnya malam itu pula saya membaca berbagai artikelnya, membaca semua yang ada di site tersebut.

Saya pun tersadar jika ia bukan sekedar pemain sepakbola biasa yang hanya menggunakan otot semata, tetapi ia orang yang cerdas dan juga memiliki selera berbusana yang baik. Ia juga memiliki jiwa sosial yang tinggi dengan membentuk BP foundation guna membantu anak-anak sekolah dasar yang kurang mampu. Ia juga seorang sosok ayah yang bertanggung jawab, itu dapat saya lihat dari status-status twitternya.

Disini saya melihat nilai plus dari seorang bambang pamungkas, ia bukan hanya pandai di lapangan hijau tetapi juga mampu menempatkan dirinya sebagai atlet yang selalu menjadi bahan pemberitaan, hal tersebut saya lihat ketika ia coba mencounter pemberitaan miring wartawan indopos. selain itu, Saya sempat melihatnya ketika hari ulang tahun persija di Ragunan, ketika itu ia mengenakan sepatu nike tipe sneakers yang cukup menyita perhatian saya. Rasanya seorang bambang pamungkas memang layak untuk dielu-elukan bukan hanya di tribun stadion tetapi juga dikehidupan sehari-hari. Grazie BP!!

Tak salah memang jika hingga saat ini tribun timur masih berkoor:
Bambang bambang bambang pamungkas
Bambang pamungkas macan persija!

APAKAH AKU, KAMU, DAN MEREKA LOYALIS SEJATI?

Awalnya saya sangat berat untuk memulai tulisan ini, saya merasa enggan tuk memuatnya di jejaring sosial ataupun website jakmania. Saya merasa takut dinilai tidak loyal atau apalah sebuatan untuk orang-orang yang tidak setia bagi timnya. Terlebih lagi suasana di website Jakmania cenderung memanas menjelang laga klasik melawan persib Bandung! Tetapi saya coba enyahkan semua hal itu karena saya berpikiran bahwa tulisan ini didasarkan kecintaan saya pada persija bukan pada kekecewaan sesaat akibat kekalahan dari saudara utara kita atapun rasa amarah melihat performa persija yang terus menurun.

Persija ampe mati, mau kalah atau menang tetap persija, ataupun loyalitas tanpa batas merupakan kata-kata yang sering saya baca dan dengar, terlebih lagi ketika kondisi tim yang sedang menurun. Kata-kata tersebut sangatlah dalam artinya. Sebuah kata yang menggambarkan bentuk kesetiaan sampai akhir hayat bagi persija terlepas dari apapun kondisinya. Hal tersebut memang lumrah bagi seorang yang mentasbihkan dirinya sebagai suporter sejati. Saya pun mengamini kata-kata tersebut, biarpun kalah dan terdegradasi saya tetap mendukungnya.

Tetapi ada yang perlu kita cermati, yakni kecintaan! Loyalitas tanpa dibalut rasa cinta hanyalah berupa rasa kesetiaan tanpa adanya rasa memiliki, setia tetapi tak peduli terhadap kondisi timnya. Terlebih lagi saat ini ketika tim yang kita puja menjadi bulan-bulanan tim lain, menjadi tempat bermuaranya caci maki, dan kekalahan demi kekalahan terjadi yang diluar nalar kita, apakah kita berdiam diri? Lalu berteriak lantang, “mau menang atau kalah tetap persija” . bagi saya ucapan seperti itu tak ubahnya seorang apatis! Apakah itu yang disebut loyalis sejati? Antipati terhadap timnya? Tentu tidak. Seorang loyalis sejati akan memberikan sumbang saran, ide, bahkan kritik-kritik pedas bagi tim yang dipujanya. Lalu timbul pertanyaan, berarti mereka tidak loyal? Menurut saya, itulah bentuk loyalitas tertinggi! Loyalitas yang bukan hanya sekedar setia tetapi cinta dan peduli terhadap timnya! Bukan hanya sekedar nonton pertandingan, memiliki atribut lengkap ataupun hafal semua mars-mars persija! Jika seperti itu kita tak ubahnya sekelompok pemandu sorak atau cheerleaders! Mereka tak peduli kondisi timnya, mereka hanya datang dan pulang ketika pertandingan selesai, tugas mereka hanya bernyanyi dan memberikan semangat! Apakah kita mau disamakan pemandu sorak? Tentu tidak.

Loyalitas yang seperti saya sebutkan sebelumnya bukan berarti menuntut kemenangan disetiap pertandingan, tidak! Di pertandingan sepakbola kalah menang adalah hal lumrah, tetapi yang menjadi permasalahan adalah sifat kritis kita yang seperti bungkam dan menghilang! Analogikan persija itu seperti pacar ataupun keluarga kita dan kita mencintainya. Ketika mereka berbuat hal-hal yang tidak pantas untuk dilakukan, apakah kita diam saja? Tentu kita akan menasehatinya, berpesan agar tidak mengulanginya. Bukan berdiam diri, dan berkata apapun yang dilakukan saya tetap cinta. Ketika hal tersebut terjadi maka niscaya cinta itu akan luntur dengan sendirinya seiring dengan kelakuan orang kita cintai yang semakin lama semakin parah! Hal yang sama yang harus kita lakukan pada persija! terus memberikan motivasi, ide-ide, pemikiran, bahkan kritikan!


Sudah saatnya kita kritis terhadap setiap kebijakan pelatih, manajemen, PT Persija jaya, bahkan organisasi Jakmania itu sendiri. Kritis ini bukan bentuk intervensi kita terhadap tim tetapi hanya sebatas memberi masukan ataupun kritik-kritik yang konstruktif. Masalah strategi tim, pemilihan pemain dan selebihnya ada pada pelatih! Menurut saya kritik-kritik yang membangun mencerminkan kecintaan kita yang hakiki pada persija. Ketika kita sudah memberikan sumbang pikiran. Masalah hasil akhir pertandingan adalah urusan belakang. Terpenting adalah tim sudah maksimal bertanding, manajemen mau mendengarkan suara-suara pendukungnya serta kita (pendukung) kritis terhadap tim. Hal tersebut membuat kesemua komponen menjadi satu-kesatuan yang sinergis, terlepas dari apapun hasil akhir pertandingan.

Semoga tulisan ini menjadi semangat saya khususnya untuk terus memberikan dukungan maksimal baik lewat nyanyian atapun pemikiran. Mohon maaf bila tulisan ini menyinggung teman-teman atapun terlalu subjektif. Tulisan ini sebagai bentuk kecintaan saya sekaligus kekecewaan terhadap sikap teman-teman yang cenderung menyalahkan orang-orang yang bersifat kiritis terhadap Persija dan menilai orang-orang yang kritis tidak loyal pada persija. Tulisan ini bentuk cinta saya karena saya mencintainya sampai mati.

Mencintainya Sampai Mati.....

PERSIJA, di dadaku
PERSIJA, kebanggaan ku
Ku yakin hari ini pasti menang…


Ya, ini merupakan sepenggal lirik mars persija yang sering dinyanyikan serentak oleh puluhan ribu pendukungnya ketika kick off pertandingan dimulai. Lirik lagu yang akan mengubah aura Stadion menjadi “keramat” dan sangat khidmat seperti ritual keagamaan. Mungkin inilah yang disebut ketika sepakbola menyerupai agama bagi manusia. Bagi para penganut bolaisme, menonton pertandingan baik kandang ataupun tandang adalah “ritual” wajib yang harus dilakukan.


Banyak hal ini yang saya temui ketika menjalankan “ritual”ini. Mulai dari friendship sampai musuh abadi, dari sanjungan sampai caci maki yang terkadang diiringi hujan batu dari pendukung lawan, dari kota yang sangat welcome sampai kota yang mengharamkan entitas kami. Lalu untuk apa hal tersebut dilakukan? LOYALITAS! Mungkin kata yang memuakkan tuk didengar karena sangat bosan dengan kata tersebut terlebih lagi bagi orang-orang yang menjalankan kegiatan ini. Saya juga heran kenapa saya menjalankan hal ini, mungkin tak jauh berbeda seperti panggilan Tuhan kepada umat-Nya untuk berjihad di jalan-Nya dan sulit untuk menjelaskan kenapa semua ini bisa dilakukan. Awalnya terlihat biasa tetapi semua akan berubah drastis ketika moment-moment tertentu dan akan mengubah rasa tersebut menjadi luar biasa yang akan bergelora dan dipenuhi rasa bersemangat untuk terus mendukungnya.

Adakalanya ketika loyalitas mencapai titik nadir, titik yang membuat saya seperi akan berhenti dari semua ini, menggantungkan atribut kebesaran, menyimpan kartu tanda anggota dalam lemari kemudian menguncinya rapat-rapat serta menghapus memori yang berkaitan dengan “kegilaan” ini. Hal itu nyaris saya alami pada tahun 2004 dan 2005 ketika 11 orang pahlawan Jakarta harus gigit jari untuk meraih gelar juara, padahal kans untuk juara tidak besar tetapi sangat besar!! Saat itu saya seperti umat beragama yang tidak lagi menjalankan ritual nan agung kepada Tuhannya. Tetapi entah mengapa seperti ada magnet besar yang terus menarik saya tuk terus berjuang mendukungnya dan menggilainya. “Kegilaan” yang mungkin bagi penyuka tim-tim asing dinilai tak ubahnya hanya segerombolan anak muda dengan atribut oranye kebanggaan yang mereka puja dan sering ribut dengan suporter lawan. Hal yang perlu digarisbawahi adalah pride, hal yang mereka tak miliki, Kebanggaan yang hakiki. Bukan sekedar bangga memiliki kaos asli ataupun keanggotaan yang mendapat lisensi dari pusat di negeri londo sana. Kebanggaan yang nyata karena memilikinya, merasakan semangatnya secara langsung, melihat dengan mata betapa peluhnya pahlawan-pahlawan Persija berjuang membawa nama besar tim dan kota ini. Pahlawan yang sangat bangga karena dapat membela panji-panji kebesaran Sang Macan! Jika pemain sangat bangga dengan entitasnya, lalu kenapa masih ada yang meragukan akan kebanggaan yang sangat nyata ini? Atau terlalu malu terhadap apapun yang berasal dari lokal? Entahlah.


Untuk itulah banggalah kalian yang menjadi entitas ini, kalian akan sangat menghargai artinya sebuah bangsa meskipun sudah jadi rahasia umum tak ada yang dapat dibanggakan kecuali sisa-sisa semangat nasionalisme. Mungkin dapat dikatakan dari lokal untuk bangsa, dari Persija untuk Garuda. Hendaknya “kegilaan” berbalut cinta ini melebihi kebencian terhadap apapun. Kebencian yang akan membawa kita pada lembah hitam dan terjebak dengan retorika konflik di dunia maya atapun dunia “gila” kita. Bukan saya tak membenci kaum yang mengharamkan kehadiran dan benci dengan atribut suci kita, tetapi konteksnya lebih kepada kecintaan terhadap tim yang kita puja. Ketika rasa cinta itu sangat besar maka disaat ada yang menghalangi pahlawan Jakarta barulah rasa benci itu ditimbulkan. Jadi mulailah membuat manajemen rasa benci, tahu kapan harus mengeluarkannya atau membuangnya jauh-jauh dari entitas ini.

Jadikanlah “kegilaan” ini sebagai pelengkap hidup, pelengkap yang akan membuat hidup ini lebih berwarna serta menarik dan tidak monoton dengan hal-hal rutinitas sehari-hari. Sehingga “kegilaan” ini akan bermetaforfosa menjadi hal yang sangat dijaga dan tak pernah terpikir untuk meninggalkan ataupun melupakannya. Jangan pernah menjadikan hidup ini sebagai bagian yang melengkapi “kegilaan” ini karena dunia tidak berkutat pada hal ini saja, tetapi tanpa mengurangi loyalitas pada Sang Macan.

Akhinya, mencintainya adalah mencintai kehidupan, hidup akan terus ada selama nafas masih berhembus, seperti itulah loyalitas kita kepada Persija akan terus ada selama nafas berhembus, selama raga belum berpisah dengan nyawa. Semoga tulisan ini menjadi pelecut semangat buat saya khususnya dan rekan-rekan sekalian atas pencapaian kurang maksimal di ISL yang dicapai persija musim ini agar kita selalu ada dibelakangnya. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan
PERSIJA AMPE MATI!!!

Thursday, April 1, 2010

FIFA.com - The matches of 2010 FIFA World Cup South Africa

FIFA.com - The matches of 2010 FIFA World Cup South Africa

Match times are currently set to your time zone, please click here to revert to local time.
Group A
MatchDate - TimeVenue

Results

111/06 22:00Johannesburg - JSCSouth AfricaSouth Africa-MexicoMexico
212/06 02:30Cape Town UruguayUruguay-FranceFrance
1717/06 02:30Tshwane/Pretoria South AfricaSouth Africa-UruguayUruguay
1818/06 02:30Polokwane FranceFrance-MexicoMexico
3322/06 22:00Rustenburg MexicoMexico-UruguayUruguay
3422/06 22:00Mangaung / Bloemfontein FranceFrance-South AfricaSouth Africa

MORE>>

Wednesday, March 31, 2010

Photo : Football Team Men Match 6 : 25th SEA Games, Laos. Vientiane 2009

Photo : Football Team Men Match 6 : 25th SEA Games, Laos. Vientiane 2009

FBT promises to sponsor for Lao football national team


(vientiane mai )
FBT promises to sponsor for Lao football national team from youth team to National team. FBT will sponsor the Lao team such as providing sport clothes,ball, bag.warm up uniform , leg protector and other products which have a FBT trademark , the company contract will be four years to support LAO FOOTBALL and estimate that THE VALUE ABOUT 20 million bath (Thai currency), the agreement was signed between the Lao football federation and the head of FBT company on March 26. according to vientianemai reports.

Tuesday, March 30, 2010

Singapore Aim To Be In Top Ten Asian Football Nations In Five Years - Goal.com

Singapore Aim To Be In Top Ten Asian Football Nations In Five Years - Goal.com: "Singapore Aim To Be In Top Ten Asian Football Nations In Five Years
The city-state has lofty ambitions...
Mar 28, 2010 12:25:00 AM
45
Share
Photo GalleryZoomSingapore - National Team- GOAL.com/Yuslan Kisra
Related Links
Teams
Singapore
Zainudin Nordin, the president of the FA of Singapore (FAS) feels that Singapore will need at least five years to be among the top ten footballing countries in Asia.

He made the statement following the island republic’s feat of almost making it into the 2011 Asian Cup finals but for a lapse in their last qualifying match against Jordan earlier this month."