Sunday, August 29, 2010
Bike to Rawk!
Yeahh...Banyak jalan menuju Roma. begitu pula banyak jalan menuju sehat.
setelah sekian lama gak bersepeda, akhirnya gue putuskan untuk
bersepeda lagi (terpaksa karena motor rusak..hehe).
Kebetulan hari Kamis ada kumpul teman-teman sektor 13 di Pancoran.
gue niatin buat naek sepeda dari rumah gue di Moh kahfi II, berjarak sekitar 20Km.
Jarak tersebut dapat gue tempuh sekitar 35 menit saja
mungkin karena baru berbuka puasa jadi tenaga masih ON FIRE.
Pukul 00.00 wib gue bergegas pulang
tak disangka perjalanan pulang gue tempuh selama 2 jam..Wow!
mungkin karena tenaga sudah terkuras habis.
tapi sangat menyenangkan bersepeda sendirian di tengah malam.
BIKE TO RAWK!
Wednesday, August 25, 2010
Tuesday, August 24, 2010
Monday, August 23, 2010
Seleksi Timnas Merah Putih
Dari 24 pemain yang direncanakan, tiga pemain berhalangan datang. Ketiga pemain tersebut adalah Indonesia, yakni M. Fakhrudin, Ahmad Bustomi dan Benny Wahyudi dari Arema Indonesia. M. Fakhrudin
Sunday, August 22, 2010
Jadilah Pendengar!
Kehidupan manusia sepanjang hidupnya tak dapat dilepaskan dari bersosialisasi. Sejak terlahir hingga ajal merenggut manusia selalu bersosialisasi dengan manusia lainnya. Sosialisasi yang dimaksud adalah berbicara dan mendengar. Banyak dari kita menjadi pribadi-pribadi dengan kemampuan verbal mengagumkan, lihat saja motivator di televis atau seminar yang memberikan motivasi kehidupan dengan sangat berapi-api dan meyakinkan.
Kita pun akan akan berubah menjadi motivator ulung ketika diberikan kesempatan untuk melakukannya. Lihat saja ketika teman mengalami musibah maka ribuan kata akan terlontar dari mulut kita tanpa script yang telah dipersiapkan. Berbicara bagi sebagian orang menjadi ajang aktualisasi diri terhadap lawan bicara, kita lebih senang mengumbar identitas kita daripada mendengarkan identitas orang lain. Dari berbicara pula lah lahir sosok-sosok besar dunia dengan kemampuan mengubah keadaan lewat ucapannya. Lewat bicara pula terkadang kita menjatuhkan orang lain serendah-rendahnya dengan ucapan yang tak pantas. Kritik pedas dan makian terselip dari bicara kita.
Berbicara tentunya memerlukan wawasan yang luas, wawasan tersebut tentu ada batasnya. Nah, disinilah pentingnya dari wawasan yang kita miliki. wawasan dan pengetahuan yang kita miliki terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita bicarakan terhadap lawan bicara.
sadarkah kita jika mendengarkan itu amat penting. Dari sanalah kita akan mendapatkan wawasan yang kita tidak miliki dari lawan bicara. bahkan dari orang bodoh sekalipun ada hal penting yang dapat kita petik dari sekedar mendengarkan. Akan tetapi bukan berarti kita harus mendengarkan pembicaraan yang tidak bermanfaat bahkan cenderung meracuni otak kita. Tulisan ini hanya ingin memberitahukan betapa pentingnya mendengarkan lawan bicara.
Saturday, August 21, 2010
Long live, Jak!
Yeahh..setelah nunggu berbulan-bulan, akhrinya Kartu Anggota gue jadi juga.
ada yang buat beda untuk kali ini, Kartu Anggota seumur hidup.
buat kalian yang belum tahu, organisasi suporter the jakmania memiliki beberapa tingkatan. jika pertama kali mendaftar jadi anggota, maka KTA hanya berlaku untuk 1 tahun, kemudian jika diperpanjang berlaku 2 tahun, demikian seterusnya.
Tanpa ada tendensi apapun, perlu waktu 9 tahun untuk gue dapat KTA seumur hidup.
pertama kali mendaftar menjadi anggota tahun 2001, kelas 1 SMP tepatnya. beberapa periode kepengurusan udah gue lewatin sampe sekarang dipimipin oleh bung Danang.
Kalo ditanya sampe kapan gue mau dukung persija? tergantung, mana yang lebih dulu tiada. gue atau persija. hehehe...
mungkin ada benarnya juga kalo suporter itu gak akan pernah pensiun. LONG LIVE, JAK!
Thursday, August 19, 2010
Monday, August 9, 2010
Friday, August 6, 2010
Lucky Acub Zaenal
Kim Jeffrey Kurniawan
Menapaki tanah tertinggi Jawa, puncak abadi para dewa
Jalan Potong dan kecelakaan Izul
Pukul 07.00 wib semua anggota tim yang berjumlah 12 orang telah siap untuk mendaki semeru. Setelah lebih dahulu berdoa, satu per satu anggota tim menyusuri jalan aspal hingga gerbang pendakian mengikuti rombongan dari Bandung yang ingin mendaki bersama namun hanya sampai ranu kumbolo. Kebetulan tim dari Bandung membawa seorang guide sehingga kami memutuskan mengikuti beliau melewati jalan potong, kondisi jalur tersebut dipenuhi semak belukar yang tinggi serta tanjakan bercabang. Sesekali kami istirahat mengatur kerja jantung sambil sesekali diselingi canda tawa. Tim dari Bandung terus melesat meninggalkan kami, kami memutuskan untuk tidak mengikuti tim tersebut. Jalan potong tersebut ternyata membelah punggungan hingga diujung jalan menuruni jalan licin. Satu per satu tim berhasil melewati hingga pada giliran terakhir,Izul melewati jalan tersebut dan terjatuh. Kondisi Izul ternyata diluar dugaan kami, kedua kakinya terkilir hingga tak mampu berjalan. Padahal perjalanan baru sekitar 30 menit dari Desa Ranu pane. Setelah berdiskusi diselingi debat maka diputuskan kami harus mengevakuasi Izul kembali ke Desa Ranu Pane. Untuk mempersingkat waktu, maka Saudara Dodi bersedia mengevakuasi Izul kembali, kebetulan Dodi hanya ingin sampai di ranu kumbolo dan tidak berniat ke Mahameru.
Perjalanan dilanjutkan dengan 10 anggota tim menuju Ranu Kumbolo, siang itu udara disepanjang perjalanan cukup lembab hingga membuat perjalanan tidak terlalu terik dan panas. Ketika menjelang pos 3-pos 4 atau kurang lebih 4 jam perjalanan kondisi tim mulai lemah terlebih lagi setelah pos 3 tim disuguhi medan yang terus menanjak hingga amat menguras tenaga. Setelah tertatih membawa berat beban, tim disuguhi pemandangan maha dahsyat, Ranu Kumbolo. Kejadiam itu spontan saja membuat tim kegirangan dan berlarian menuruni bukit menuju ranu Kumbolo. Danau ini terletak diketinggian sekitar 2400 mdpl, tentunya membuat udara di sekitar ranu kumbolo sangat dingin. Tim memutuskan untuk beristirahat untuk memulihkan kondisi badan. Setelah menyantap makanan, sekitar pukul 03.00 tim berangkat menaiki tanjakan cinta yang melegenda itu. Susah payah kami mendaki tanjakan tersebut dan ketika kami berhasil mendakinya, kami kembali disuguhi pemandangan maha dahsyat dari Sang Pencipta. Yakni, hamparan rumput dan bunga yang amat luas. Padang savana ini bernama Oro-oro ombo yang mirip dengan alun-alun surya kencana di Gunung Gede akan tetapi bekali-kali lipat lebih luas dan lebih lebat tumbuhan rumputnya.
Hipotermia
Tim mulai memasuki cemoro kandang, sebuah tempat yang sesuai dengan namanya “Kandangnya cemara” karena banyak sekali cemara yang tumbuh. Sekitar 15 menit dari awal cemoro kandang, tim mulai diguyur hujan. Kondisi tersebut berlangsung lumayan lama hingga tim memasuki arel Jambangan yang berada di bawah kaki Gunung bajangan. Hari mulai gelap ketika tim memasuki arel Jambangan serta hujan yang belum juga reda, hal tersebut membuat kondisi tim semakin memburuk ditambah lagi tak ada yang mengetahui sampai kapan kami harus berjalan sampai pos kalimati. Beberapa anggota tim mulai merasakan dingin yang sangat hebat, namun yang terparah adalah Upi. Tangan dan jarinya mengalami mati rasa yang parah, bahkan ketika tim memutuskan membakar tangannya untuk melancarkan peredaran darahnya ia tak dapat merasakan apapun. Kondisi tersebut membuat panik tim, akhirnya diputuskan tim harus cepat sampai kalimati untuk mendirikan tenda. Syukur Alhamdulillah, tak lama berselang tim tiba di Kalimati dan segera mendirikan tenda.
Berdasarkan jadwal yang telah ditentukan, tim seharusnya melakukan summit attack malam itu juga ketika tiba di kalimati. Akan tetapi kondisi cuaca sangat tidak memungkinkan dikarenakan hujan yang tak kunjung reda dan beberapa hari sebelumnya terjadi badai menuju mahameru. Maka diputuskan untuk menunda sehari menuju puncak. Selama di kalimati tim hanya berdiam di pos yang mirip seperti rumah karena hingga esok siang hujan juga belum reda.
Terlihatnya Mahameru dan start ke arcopodo
Berjam-jam tim menunggu cuacau bagus, hingga hari rabu sekitar pukul 14.00 wib tiba-tiba cuaca mulai bersahabat dan mahameru lambat laun terlihat dengan gagahnya berdiri. Kejadian tersebut kontan saja membuat semangat tim menjadi berkobar kembali. Maka diputuskan untuk melakukan summit attack nanti malam. Untuk mempersingkat waktu dan menghemat tenaga, maka tim memutuskan untuk mendirikan base camp di arcopodo dengan meninggalkan beberapa barang bawaan di kalimati. Ketika memasuki hutan arcopodo tim kembali diguyur hujan, tentu hal ini membuat kondisi kami panik. Tim merasa salah perhitungan dengan meninggalkan barang-barang penting di kalimati, alhasil tim berjuang melawan rasa dingin di arcopodo dengan tenda tanpa matras, makanan hanya cukup untuk 5 orang, dan beberapa minuman hangat. Selain itu beberapa anggota tim tidak membawa baju hangat cadangan ke arcopodo. Kondisi tersebut semakin memperparah kondisi tim, Lebong sampai harus kami telanjangi karena mengalami hipotermia yang cukup parah. Setelah menanan dingin di dalam tenda untuk beberapa jam sambil menunggu cuacau bagus untuk melakukan summit attack, tiba-tiba cuaca cerah kembali dengan terlihat hamparan bintang dan cahaya bulan yang indah sekali.
Arcopodo merupakan batas vegetasi terakhir yang berketinggian sekitar 3600 mdpl, luas tempat ini tidak lebih dari 5x6 meter. Di tempat ini pula Norman Edwin dan herman lantang menemukan arca kuno sehingga tempat tersebut dinamai arcopodo. Namun kami tak dapat menjumpai arca kuno tersebut.
Lautan Pasir Mahameru
Kamis dinihari sekitar pukul 03.00 wib kami mulai bergegas meninggalkan arcopodo menuju mahameru yang berketinggian 3676 mdpl. Awal perjalanan kami disuguhi oleh tugu peringatan orang-orang yang meninggal di Semeru, tugu peringatan tersebut tentu membuat nyali kami semakin ciut. Disini kami benar-benar diuji secara mental dan fisik, terlebih saat menapaki lautan pasir yang memiliki kemiringan lebih dari 45 derajat. Langkah kami semakin berat dan nafas semakin sesak, 3 langkah naik 1 langkah turun. Kami sedikit terbantu oleh adanya hujan hari sebelumnya sehingga kondisi pasir ridak terlalu licin.
Setelah hamper 3-4 Jam menapaki jalan berpasir kami tiba satu per satu di titik 3676 mdpl. Semua rasa kesal, suka, capek, haru, dan takjub bergelora secara bersamaan. Disini kami melihat tugu peringatan Soe Hok Gie, salah satu tokoh yang menginspirasi kami untuk mendaki semeru. Tak lebih dari 30 menit kami menikmati momen terindah dalam hidup, kami memutuskan untuk kembali turun untuk menghindari gar beracun dari kawah semeru. Semua perjalanan ini kami jadikan sebagai bahan introspeksi diri, tak terbersit sedikit pun sebagai ajang eksistensi diri kami. Semua ini perjalanan hati menapaki tanah tertinggi Jawa, puncak abadi para Dewa.! TERIMA KASIH MAHAMERU, vk wanasuta
Thursday, August 5, 2010
Trip September-Desember
Trip
1. Cipta gelar
Trip ini lebih kepada jelajah budaya. ada dua opsi untuk trip ini, pertama menggunakan bus dilanjutkan longmarch, kedua menggunakan sepeda gunung dari Bogor-Ciptagelar. estimasi waktu adalah 3 hari.
2. Pulau tidung dan semak daun
wisata pantai, ya trip ini lebih mengarah pada kegiatan air. opsi untuk kegiatan ini adalah menginap di penginapan atau membawa tenda. estimasi waktu adalah 3 hari.
3. Jelajah Jawa Barat
Pada trip ini akan difokuskan pada pendakina gunung cikuray, papandayan, dan berkunjung ke green canyon. estimasi waktu 4 hari.
4. Backpacking Jawa-Bali
untuk trip ini tidak dikoordinir untuk biaya dan makan. semua tergantung budget pribadi dan kesanggupan lama perjalanan. estimasi waktu 10 hari.
5. Pendakian Kerinci dan dempo
trip ini hanya dikhususkan pada anggota wanasuta. sehingga tidak terbuka untuk umum. estimasi waktu 10 hari
Dari semua trip wanasuta akan mengkoordinir trip 1-3. apabila anda memiliki rencana perjalanan dan membutuhkan jasa sewa alat, guide dan porter kami siap membantu.
Wednesday, August 4, 2010
SEMERU, 25-31 JULI 2010
MENUJU ARACAPADA
POS KALIMATI
MAHAMERU
ORO-ORO OMBO
BAYANGAN
RANU KUMBOLO
RANU KUMBOLO DARI ATAS
LEMBAH PANGONAN CILIK
BERJALAN DI ORO-ORO OMBO
Tuesday, August 3, 2010
National Football Team hopes to pass Suzuki Cup qualifying rounds
National Football Team hopes to pass Suzuki Cup qualifying rounds
(KPL) The Lao National team has an ambition to pass the Suzuki Cup 2010 qualifying rounds, scheduled for October 22-30 in Vientiane. The National Football Federation has called 76 players from eight local football clubs and invited three players from Champassak province after their outperformance in the 44th Anniversary of the Lao Sports Day competition held in central Borikhamsay province. However the team hopes that the government would have an English man David Booth to coach its players for the tournament. The National team will be divided into two groups for training and only 30 best players will be selected. The selected footballers will have full training at the National Football Training Centre at Houai Hong in August. The qualifying round of Suzuki Cup is to decide two teams out of five nations namely Cambodia, the Philippines, Brunei, Timor Leste and the Lao PDR. Meanwhile, Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Myanmar and Singapore are not required to play in the qualifying rounds as they are stronger than the teams mentioned above.
Perjalanan hati ku tapaki
Berjalan tanpa henti menyusuri watu rejeng
Keindahan ranu kumbolo menjadi penghilang semua dahaga
Menapaki tanjakan bermitos terengah-engah
Melihat hamparan rumput dan bunga saling bersahutan
Cemara berbaris rapi menemani perjalanan
Tanah lapang tempat bunga abadi menunjukkan keindahannya
Arcapada tempat pertapaan dewa siwa
Batu nisan yang berbaris rapi dan membeku
Lautan pasir yang tak kenal kompromi
Gas beracun yang dapat merenggut jiwa siapa saja.
Demi puncak abadi para dewa, pusat budaya Jawa kuno
Semua dilakukan bukan tanpa maksud
Bukan eksistensi diri atau kesombongan
Perjalanan hati mencari jati diri manusia
Manusia yang kecil dihadapan-Nya
Di 3676 mdpl tersadar atas semua dosa dan khilaf
Menjadi pribadi peka terhadap sekitar
Buang semua rasa ego dunia demi bekal hidup kelak
TERIMA KASIH MAHAMERU!
Monday, August 2, 2010
Budaya Hindu Kuno
Sejarah Bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peradaban hindu kuno yang telah lebih dahulu ada dari agama Islam. Hindu telah berkembang pesat di Pulau Jawa sejak abad ke-8, kedatangan para pedagang Islam telah membawa pengaruh besar terhadap budaya Hindu di Indonesia. Islam telah tumbuh dan berkembang menjadi agama mayoritas. Hal tersebut juga membuat banyak kerajaan yang berlatar belakang agama islam melakukan perluasan daerah ke daerah-daerah kekuasaan kerajaan hindu. Akibatnya banyak para penganut hindu yang merasa terdesak dan akhirnya melarikan diri ke daerah pegunungan bromo dan tengger. Sisanya menyebrang ke Bali dan menghasilkan kebudayaan Bali yang seperti saat ini dikenal. Masyarakat yang berdiam di pegunungan-pegunungan tetap berpegang teguh pada budaya nenek moyang mereka.
Bukti peninggalan hindu kuno di pegunungan bromo adalah arca kuno di pinggiran Ranu kumbolo, sebuah danau di ketinggian 2300an meter dari permukaan laut (mdpl). Selain itu masih terdapat peninggalan lain di tanah lapang yang tidak terlalu luas di leher gunung semeru, batu tersebut bernama arcopodo. Berdasarkan buku-buku yang pernah saya baca, batu tersebut berukuran tidak terlalu besar. Salah seorang pendaki ternama Indonesia, Herman Lantang dan norman edwin berhasil menemukan arca tersebut. Saya pun pernah melihat foto beliau bersama arca kembar tersebut. Akan tetapi pada waktu saya ke semeru saya tidak menemukan arca kembar teserbut. Mitos yang berkembang adalah hanya orang-orang tertentu yang mampu melihat arca tersebut dan dalam ukuran yang berbeda-beda. Versi lain menyebutkan arca tersebut telah dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab, entah versi mana yang benar.
Budaya hindu tengger dan Bali tidak dapat dipisahkan dari perkembangan agama Hindu di Indonesia. Menurut kepercayaan masyarakat Hindu gunung Semeru adalah induk dari Gunung Agung di Karang asem, Bali. Maka tak heran jika bulan-bulan tertentu Gunung Semeru ramai dikunjungi oleh masyarakat hindu Bali. Mereka mempercayai dewa shiwa berdiam di puncak semeru. Selain itu didalam kepercayaan mereka, mata air sumber mani yang terletak 1 jam dari kalimati adalah salah satu mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat hindu. mata air lain yang dikeramatkan terletak di Gunung Rinjani, tepat dekat danau segara anakan. Keduanya pernah saya kunjungi ketika mendaki Rinjani dan Semeru, terlihat banyak “sesaji” masyarakat yang meminta pituah disana.
Dari analisa pendek diatas jelas bahwa masyarakat Jawa dan Bali masih memiliki keterikatan budaya, yakni budaya hindu kuno yang sampai detik ini masih bertahan di dinginnya pegunungan bromo tengger semeru. berdasarkan pengamatan saya, budaya tengger tak terpengaruh asimilasi budaya Jawa dengan Jogja dan solo sebagai pusatnya. meskipun begitu, budaya Jawa tak dapat dipisahkan dari keberadaan mereka sebagai kebudayaan pertama di Pulau Jawa.
Semoga warisan budaya ini akan tetap bertahan dan terus ada di pegunungan para dewa.
Tulisan ini hanya didasarkan pada pengamatan dan analisa sempit saya setelah mendaki gunung Rinjani dan Semeru. Sehingga mohon maaf apabila terdapat kekeliruan