Monday, April 5, 2010

Aku Yakin, Aku Bisa


Pagi itu udaranya masih sangat menusuk badan ku, dititik 3000an mdpl di pukul 02.00 dini hari. Disaat orang lain masih tidur disela kencangnya deru angin plawangan sembalun dan letusan gunung berapi baru jari, aku memulai menggapai titik itu, 3726 mdpl.

Selangkah demi selangkah menyusuri dingin dan gelapnya rinjani menyambut pagi, sorotan headlamp ku terus menemani melewati tanjakan-tanjakan hingga tiba ku dipunggungan, sejauh itu normal dan terkendali, ku lihat di depan punggungan pasir masih amat gelap dan dibawah ku lihat titik-titik senter pendaki lain yang mulai mendaki ke puncak, tersadar jika aku kelompok pertama yang menuju 3726 mdpl.

Kiri ku lihat beberapa bunga abadi tumbuh dengan ukuran yang lebih besar ketimbang yang pernah ku lihat di pulau Jawa, kanan terbentang danau segara anak dengan gunung api baru jari ditengahnya, dikejauhan kulihat laut yang memisahkan pulau lombok dengan pulau Bali dengan puncak agung yang menyembul diantara awan. Target untuk melihat sang surya terbit di puncak tak kesampaian, karena matahari sudah mulai bersinar.

Hampir 4 jam ku terus mendaki jalan berpasir yang terus menggerogoti fisik ku, setiap hela nafas terasa makin berat hingga tiba ku dititik penuh keputusasaan, saat dimana aku merasa amat menyesal pergi sejauh ini hanya untuk bermain-main dengan nyawa. Lalu ku duduk sejenak sambil melihat pendaki manca yang tadinya jauh dibelakang melewati diriku. Aku tenggelam dalam kepasrahan, hingga terucap mungkinkah ajalku di jalur menuju puncak ini? Tersadar ku saat kakak ku terus menyemangati ku tuk menggapai 3726 mdpl.

Lalu ku bulatkan tekad, ku kumpulkan lagi semangat-semangat itu. Tak lama berselang ku kembali drop. Duduk kembali melihat bentangan awan yang terasa amat dekat. Aku mulai menangis atas kondisi itu, hal yang tak pernah aku lakukan setiap mendaki selama ini. Aku juga tak tahu kenapa aku sempat sejenak menangis entah takut gagal menggapai 3726 mdpl atau karena aku menyadari kebodohanku tak mempersiapkan fisk dan mental dengan matang.

Mental ku selalu naik turun hingga tiba yang aku rasa merupakan titik balik, aku merasa ada energi yang masuk kedalam diri kemudian membangkitkan ku untuk kembali mulai berjalan. Padahal ku akui secara fisik aku sudah habis dan mungkin berbahaya bila ku lanjutkan, tetapi selalu ku ucapkan bahwa aku pasti dan harus bisa didalam hati terus dan terus. Hingga ku tiba di ujung jalan dan aku tersadar itu adalah 3726 mdpl! Meski tak sampai 5 menit aku di puncak akibat cuaca yang kurang baik tetapi aku mampu menggapainya dan mengalahkan semua keterbatasan yang ku miliki.

Sama seperti pendakian lainnya, satu hal yang pasti ada saja nilai signifikan yang aku bawa pulang ke rumah, nilai yang aku dapatkan karena aku lakukan sendiri bukan karena berteori semata. ketika kita memiliki tekad dan semangat yang kuat, maka setiap keterbatasan dalam diri mampu dikalahkan sehingga apa yang kita inginkan dapat tercapai. Maka kekuatan pikiran kita dapat mengalahkan kesulitan-kesulitan yang ada pada hidup jika kita terus berpikir positif dan selalu tanamkan bahwa jika kita pasti bisa.



::untuk semua kesulitan kita dan kita yakin bisa melewatinya dengan baik::

No comments:

Post a Comment

indonesian supporters