Monday, April 5, 2010

Mengadili Persepsi

Ketika pemikiran dipasung, ketika jiwa-jiwa itu dimatikan dan ketika otak-otak kita dibuat seragam dan menjadi sama dalam spketrum persepsi. Maka yang terjadi adalah kemunafikan. Kita akan selalu berperan menjadi orang-orang yang dinginkannya, mirip seorang sutradara yang akan mengatur para pemainnya atau bahkan seorang dktator yang akan mengatur segala aspek kehidupan ini!! Kata-katanya bak manusia super yang akan menyihir kita, tingkah lakunya bak nabi ataupun utusan Tuhan didalam suatu agama.

ketika jiwa ini mencoba melawan dan ingin mempertahankan secercah idealisme yang tersisa, maka terjadilah pengadilan persepsi! Mereka kemudian akan mengubah perannya menjadi hakim dalam suatu perkara bernama perbedaan persepsi! Mereka akan menghakimi jiwa-jiwa ini sebagai pemberontak dan tak berhak sedikitpun menyuarakan isi dan jeritan disekitar! Kita dibuat tak berdaya dan terpojok kemudian terkucilkan atas pemikiran yang coba dipertahankan!


Mungkin ini yang disebut para serigala militia dengan bermain Tuhan! Kita akan dklaim sebagai hamba-hamba mereka. Tak berhak bertanya apa, mengapa, kenapa, bagaimana. Mereka seperti mentasbihkan paling sempurna sehingga tak layak terucap dalam bibir kita sebuah kata tanya! Semua jiwa-jiwa ini akan dibuat monotheisme!!hanya percaya pada ucapannya seorang! Lalu siapa yang berhak? Kaumnya! Orang yang akan senang hati menjilat ludahnya sendiri sekaligus membantu mematikan pemikiran kita dan berteriak lantang, “Diam Kau pemberontak!!!”. Mereka dan kaumnya akan selalu menganggap kita adalah kasta terendah ataupun menggapnya dirinya adalah kaum borjuis yang berhak menginjak-injak kaum proletar menurut mereka, seperti yang dilakukan kaum liberal dengan kaki angkuhnya! Ketika kita sudah terpenjarakan dengan pemikiran mereka, maka akan membuat jiwa ini pragmatis dan tak lagi idealis, membuat kita bermain aman ketimbang harus rela di cap pengkhianat atau bahkan pecundang sejati! Tertawa miris kudalam hati melihat realita yang kini terjadi, saat ini terpampang jelas di depan mataku! Tetapi ketika kiita coba melawan, maka kita akan dianggap telah murtad dari ajaran mereka, sebuah ucapan yang membuat semua perjuangan kita serasa sia-sia!

Apakah kita mau selalu ada dibawah bayang-bayang para pemain lakon Tuhan? Tidak! Lebih baik kita terhina sebagai pengkhianat yang terus menyuarakan isi hati dan kebenaran-kebenaran ketimbang jiwa ini harus dibutakan oleh materi yang sama artinya menjual harga diri senilai dengan materi tersebut dan selalu terkungkung dalam ajaran yang mengharamkan perbedaan! Sadar kawan, jiwa ini tak dapat dibeli dengan apapun! Sudah saatnya melawan tirani yang sebenarnya kita buat sendiri! Akhirnya, biarkanlah kami ada dan tetap hidup dengan jiwa-jiwa yang kami miliki dan jangan pernah memaksakkan pemikiran anda! Terpenting, jangan anggap kami pemberontak dikarenakan kita berada dalam sisi pemikiran yang berbeda.
ayo teriakan, INDIVIDU MERDEKA!!

No comments:

Post a Comment

indonesian supporters