Monday, April 5, 2010

Fatwa vs Realita

Kaget, mungkin itu hal yang pertama terlintas didalam pikiran ketika mengetahui fatwa haram terhadap facebook yang dikeluarkan oleh ulama di Jawa Timur. fatwa tersebut menambah daftar fatwa yang penuh kontroversi di negeri ini. Sebelumnya MUI juga mengeluarkan fatwa yang cukup kontroversial dengan mengharamkan Golput. Fatwa sepertinya akan selalu menjadi kontroversi di negara yang mentasbihkan penduduknya sebagai umat muslim terbesar di dunia. Setiap fatwa yang dikeluarkan selalu timbul resistensi di kalangan grass root.

Alasan yang dijadikan dalil oleh para ulama tersebut adalah penyalahgunaan facebook oleh para penggunanya. Facebook dijadikan tempat mencari jodoh, prostitusi berkedok jejaring sosial, dan hal-hal yang tak bermanfaat lainnya. Disini, saya melihat telah terjadi pola pikir yang salah oleh para pengambil keputusan fatwa haram tersebut. Hal yang wajar terjadi menurut saya bila melihat suatu hal dari sisi yang berbeda dan sisi tersebut berlawanan dengan sisi pemikiran saya. Oleh karena itu tulisan ini bersifat subjekitif yang timbul dari pemikiran orang “nyeleneh” seperti saya.

Facebook tak ubahnya pisau yang yang memiliki dua sisi, positif dan negatif. Manfaat dari pisau sangat banyak, sekiranya tak perlu saya jabarkan disini. Di sisi berbeda pisau akan negatif ketika digunakan untuk tindakan kriminal. Misalnya ketika pisau digunakan untuk membunuh orang. Lalu timbul pertanyaan, apakah ketika terjadi penyalahgunaan terhadap pisau akan difatwakan haram untuk penggunaan pisau? Tentu tidak, karena pihak yang bersalah bukan pisau! tetapi lebih pada manusia yang menyalahgunakan pisau tersebut. Begitu pula facebook, ketika facebook disalahgunakan oleh para pengguna maka bukan dengan menyamaratakan semua pengguna facebook adalah pihak tertuduh dengan mengharamkan facebook, tetapi penyalahgunaan ini lebih kepada masing-masing individu. Mungkin ketika mengeluarkan fatwa tersebut mereka lupa jika ada ayat di dalam Al-Quran yang mengatakan bahwa manusia diciptakan untuk saling mengenal sama lain. Menurut saya facebook hanya salah satu media untuk merealisasikannya, tanpa bermaksud mencari perlindungan balik dari ayat-ayat suci seperti yang dilakukan oleh kaum liberal!! Tulisan ini juga saya buat tanpa maksud membela diri karena saya adalah pengguna facebook tetapi lebih kepada rasa jengkel saya terhadap fatwa ini karena kenapa hal yang menurut saya tak terlalu mendasar yang justru difatwakan? Masih banyak masalah besar yang bisa difatwakan dan lebih penting ketimbang facebook!.

Bila hal tersebut terus terjadi lembaga-lembaga agama di negeri ini tak ubahnya lembaga yang akan membatasi kehidupan manusia di setiap aspek kehidupan dengan menggunakan dalil-dalil agama yang merupakan harga mati sebagai pelindung mereka. Saya tak bermaksud menyalahkan ayat-ayat suci yang digunakan untuk melakukan pembenaran tetapi lebih kepada penafsiran yang salah dan setengah-setengah sehingga menimbulkan kerancuan di kalangan umat. Seharusnya yang perlu dilakukan oleh lembaga-lembaga keagamaan adalah mengatur kehidupan kehidupan manusia agar selalu selaras dengan apa yang terkandung di dalam di dalam Al-Quran. Jadi hendaknya sebelum memberikan fatwa hendaknya terlebih dahulu dilakukan observasi secara komprehensif terhadap objek yang akan difatwakan agar tidak menimbulkan kontorversi atau jangan-jangan mereka tidak tahu “rupa” dari facebook? Entahlah.

Semoga tulisan ini menjadi sedikit pembelajaran untuk kita semua, khususnya saya agar di dalam menilai sesuat harus mempertimbangkan segala aspek dari semua sisi yang berbeda agar output yang dihasilkan berkualitas dan tidak menimbulkan polemik. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.

No comments:

Post a Comment

indonesian supporters