Monday, April 5, 2010

APAKAH AKU, KAMU, DAN MEREKA LOYALIS SEJATI?

Awalnya saya sangat berat untuk memulai tulisan ini, saya merasa enggan tuk memuatnya di jejaring sosial ataupun website jakmania. Saya merasa takut dinilai tidak loyal atau apalah sebuatan untuk orang-orang yang tidak setia bagi timnya. Terlebih lagi suasana di website Jakmania cenderung memanas menjelang laga klasik melawan persib Bandung! Tetapi saya coba enyahkan semua hal itu karena saya berpikiran bahwa tulisan ini didasarkan kecintaan saya pada persija bukan pada kekecewaan sesaat akibat kekalahan dari saudara utara kita atapun rasa amarah melihat performa persija yang terus menurun.

Persija ampe mati, mau kalah atau menang tetap persija, ataupun loyalitas tanpa batas merupakan kata-kata yang sering saya baca dan dengar, terlebih lagi ketika kondisi tim yang sedang menurun. Kata-kata tersebut sangatlah dalam artinya. Sebuah kata yang menggambarkan bentuk kesetiaan sampai akhir hayat bagi persija terlepas dari apapun kondisinya. Hal tersebut memang lumrah bagi seorang yang mentasbihkan dirinya sebagai suporter sejati. Saya pun mengamini kata-kata tersebut, biarpun kalah dan terdegradasi saya tetap mendukungnya.

Tetapi ada yang perlu kita cermati, yakni kecintaan! Loyalitas tanpa dibalut rasa cinta hanyalah berupa rasa kesetiaan tanpa adanya rasa memiliki, setia tetapi tak peduli terhadap kondisi timnya. Terlebih lagi saat ini ketika tim yang kita puja menjadi bulan-bulanan tim lain, menjadi tempat bermuaranya caci maki, dan kekalahan demi kekalahan terjadi yang diluar nalar kita, apakah kita berdiam diri? Lalu berteriak lantang, “mau menang atau kalah tetap persija” . bagi saya ucapan seperti itu tak ubahnya seorang apatis! Apakah itu yang disebut loyalis sejati? Antipati terhadap timnya? Tentu tidak. Seorang loyalis sejati akan memberikan sumbang saran, ide, bahkan kritik-kritik pedas bagi tim yang dipujanya. Lalu timbul pertanyaan, berarti mereka tidak loyal? Menurut saya, itulah bentuk loyalitas tertinggi! Loyalitas yang bukan hanya sekedar setia tetapi cinta dan peduli terhadap timnya! Bukan hanya sekedar nonton pertandingan, memiliki atribut lengkap ataupun hafal semua mars-mars persija! Jika seperti itu kita tak ubahnya sekelompok pemandu sorak atau cheerleaders! Mereka tak peduli kondisi timnya, mereka hanya datang dan pulang ketika pertandingan selesai, tugas mereka hanya bernyanyi dan memberikan semangat! Apakah kita mau disamakan pemandu sorak? Tentu tidak.

Loyalitas yang seperti saya sebutkan sebelumnya bukan berarti menuntut kemenangan disetiap pertandingan, tidak! Di pertandingan sepakbola kalah menang adalah hal lumrah, tetapi yang menjadi permasalahan adalah sifat kritis kita yang seperti bungkam dan menghilang! Analogikan persija itu seperti pacar ataupun keluarga kita dan kita mencintainya. Ketika mereka berbuat hal-hal yang tidak pantas untuk dilakukan, apakah kita diam saja? Tentu kita akan menasehatinya, berpesan agar tidak mengulanginya. Bukan berdiam diri, dan berkata apapun yang dilakukan saya tetap cinta. Ketika hal tersebut terjadi maka niscaya cinta itu akan luntur dengan sendirinya seiring dengan kelakuan orang kita cintai yang semakin lama semakin parah! Hal yang sama yang harus kita lakukan pada persija! terus memberikan motivasi, ide-ide, pemikiran, bahkan kritikan!


Sudah saatnya kita kritis terhadap setiap kebijakan pelatih, manajemen, PT Persija jaya, bahkan organisasi Jakmania itu sendiri. Kritis ini bukan bentuk intervensi kita terhadap tim tetapi hanya sebatas memberi masukan ataupun kritik-kritik yang konstruktif. Masalah strategi tim, pemilihan pemain dan selebihnya ada pada pelatih! Menurut saya kritik-kritik yang membangun mencerminkan kecintaan kita yang hakiki pada persija. Ketika kita sudah memberikan sumbang pikiran. Masalah hasil akhir pertandingan adalah urusan belakang. Terpenting adalah tim sudah maksimal bertanding, manajemen mau mendengarkan suara-suara pendukungnya serta kita (pendukung) kritis terhadap tim. Hal tersebut membuat kesemua komponen menjadi satu-kesatuan yang sinergis, terlepas dari apapun hasil akhir pertandingan.

Semoga tulisan ini menjadi semangat saya khususnya untuk terus memberikan dukungan maksimal baik lewat nyanyian atapun pemikiran. Mohon maaf bila tulisan ini menyinggung teman-teman atapun terlalu subjektif. Tulisan ini sebagai bentuk kecintaan saya sekaligus kekecewaan terhadap sikap teman-teman yang cenderung menyalahkan orang-orang yang bersifat kiritis terhadap Persija dan menilai orang-orang yang kritis tidak loyal pada persija. Tulisan ini bentuk cinta saya karena saya mencintainya sampai mati.

No comments:

Post a Comment

indonesian supporters