Monday, April 5, 2010

Pegadaian Idealisme

Akhir-akhir ini sepertinya kata idealis selalu terngiang di otak saya, entah merasa sok idealis atau saya memang sudah muak melihat acara musik di tv. Rasanya tak perlu saya sebutkan acara musik dari pagi sampai sore yang berkeliaran di tv kita dan “merusak” telinga ini. Kenapa gw bilang merusak? Karena semua seragam!!! Sepertinya memang sudah menjadi tabiat bangsa ini tuk terus mengekor atau menjadi plagiat sejati. Ketika suatu trend musik sedang diminati maka berbondong-bondong ikut dalam trend tersebut. Saat ini yang jadi trend musik adalah Metal (melayu total).

Disini saya tak bermaksud menyalahkan kehadiran band-band tersebut akibat keseragaman musik Indonesia. Tetapi saya lebih melihat bahwa keseragaman ini adalah ulah para major label yang ingin mencari keuntungan sesaat ketika trend musik melayu sedang naik daun (red, bukan hijau daun). Band-band tersebut umumnya berada dibawah major label, suatu hal yang 5-6 tahun lalu suatu kemustahilan ketika musikalitas sangat buruk, tampang tak layak jual (red, gak nyindir siapapun) mencoba “melamar” ke major label. Parahnya, ada satu major label yang saya nilai semua bandnya tak berkualitas. Siapa dia? Coba tebak!

Para major label saat tak ubahnya seperti tempat pegadaian idealisme. Ketika ada band yang ingin memberikan demo yang secara mainstream berlawanan dengan trend meskipun band tersebut berkualitas secara musikalitas maka bersiaplah untuk ditolak. namun, ketika secara genre band tersebut sesuai dengan trend maka akan dikontrak tanpa melihat kualitasnya! Adapun mereka masih akan menerima band-band idealis dengan syarat “menggadaikan” idealisme mereka dan harus tunduk dengan trend!!! Saya tidak anti dengan musik melayu, tetapi alangkah baiknya bila kita hidup dengan budaya kita sendiri, budaya musik Indonesia yang memiliki kekhasan sendiri. Budaya yang digandrungi bahkan oleh mereka ditempat asal budaya musik melayu! Ketika mereka saja tak menyukai budaya mereka sendiri, lalu kenapa kita amat menggilai budaya mereka? Aneh!

Jadi jelaslah bahwa trend seperti ini disebabkan pula oleh para major label yang menurunkan standar band-band yang akan dinaunginya sehingga band-band yang seharusnya tak masuk major label akhirnya dapat masuk dan menikmati uang dengan bermodalkan satu lagu lewat RBT! Meskipun secara pribadi saya juga kurang suka dengan band-band tersebut. Tetapi saya harus objektif karena trend ini bukan sepenuhnya salah mereka.

Whey: Dan biarkan mereka terus datang dan pergi, cekoki manisnya trend selling out band. Hempaskan hadapi dan mentahkan semua, esensi musik kita tak pernah mati!!

Maaf bila menyinggung teman-teman yang menggilai band tersebut!

No comments:

Post a Comment

indonesian supporters