Thursday, December 30, 2010

PSSI Intimidasi Irfan Bachdim

Posisi penyerang tim nasional, Irfan Bachdim, terjepit setelah PSSI mengancam akan mencoret para pemain yang terlibat dalam Liga Primer Indonesia dari timnas. Masa depan Irfan di timnas mengambang karena dia masih terikat kontrak dengan Persema Malang.
Saat ini, ada tiga klub yang mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia (LSI) dan pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI), yaitu Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar. Surat pengunduran diri ketiga klub itu dari kompetisi LSI sudah diterima oleh PT Liga Indonesia pada 24 Desember 2010.
Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes, Kamis (30/12), menilai, pemain yang ikut klub LPI tidak bisa masuk timnas. PSSI menilai, LPI adalah kompetisi yang tidak dikenal dan tidak diakui keberadaannya.
”Jika Irfan mau tetap membela timnas Indonesia, dia harus ikut kompetisi yang diakui oleh PSSI, yaitu Liga Super Indonesia,” ujar Nugraha.
Manajer timnas, Andi Darussalam Tabussala mengaku, telah memberitahu 22 pemain timnas Piala Suzuki AFF 2010 bahwa pemain yang ikut LPI harus keluar dari timnas.
”Saya sudah memberitahukan sikap manajemen terhadap kompetisi yang tidak dikenal itu (LPI). Seluruh 22 pemain (timnas) sudah tahu itu. Siapa yang ikut bergabung dengan klub peserta LPI, mereka tidak akan bisa membela timnas,” tegas Andi.
Namun, PSSI masih memberikan kesempatan bagi pemain dari ketiga klub itu untuk ikut kompetisi yang diakui oleh PSSI. PT Liga Indonesia sebagai pengelola LSI akan menyediakan pengacara untuk menyelesaikan sengketa kontrak antara klub dan pemain yang tidak ingin bermain di LPI, dan membantu mencarikan klub baru.
”Semua pemain yang ingin keluar dari klub peserta LPI akan kita bantu dengan pengacara,” ujar Direktur PT Liga Indonesia Joko Driyono.
Joko menilai, bantuan hukum itu sebagai wujud tanggung jawab PT Liga untuk melindungi pemain. Dalam kontrak antara klub dan pemain disepakati pemain hanya bermain di kompetisi LSI.
Intimidasi
Persema Malang menilai intimidasi oleh PSSI terhadap pemainnya, Irfan Bachdim, tidak mendidik, tidak benar, dan tidak baik dampaknya bagi dunia sepak bola Indonesia.
”Niat PSSI untuk mencarikan Irfan Bachdim klub baru hanya karena Persema memutuskan mengikuti LPI kami nilai sebagai intimidasi yang tidak mendidik, tidak benar, dan tidak baik bagi sepak bola Indonesia,” ujar Pelatih Persema Malang Timo Scheunemann.
”Setiap pemain memiliki hak untuk menentukan di klub mana ia akan bermain. Dan kalau prestasinya bagus, maka ia berhak dipanggil memperkuat timnas meski posisinya di pelosok negeri di pantai terpencil, atau bermain di klub mana pun,” tegas Timo.
Timo menilai, jika seorang pemain dinilai baik dan berpotensi untuk kemajuan sepak bola Indonesia, seharusnya di mana pun ia bermain tetap bisa masuk menjadi tim nasional. Ia berharap, PSSI bijak menanggapi munculnya LPI.
”Toh, baik LSI maupun LPI tujuannya sama, yaitu memajukan sepak bola Indonesia. PSSI dan LPI pun memiliki niat sama, yaitu melepaskan ketergantungan klub terhadap APBD,” kata pelatih asal Jerman tersebut.
Timo mengatakan, semua persoalan klub itu harus dikembalikan ke Irfan. ”Ini karena Irfan memiliki pilihan sendiri dan ia juga terikat kontrak dengan Persema.”
Pemain lain yang juga terancam dicegat oleh PSSI masuk timnas adalah Kim Jeffrey Kurniawan yang baru saja dinaturalisasi. Gelandang yang pernah bermain di divisi empat Liga Jerman itu sedang menjalani proses bergabung dengan Persema Malang.
”Kim juga sudah kami beritahu tentang kondisi ini. Saya rasa dia memiliki pilihan yang rasional,” ujar Besoes.
Dalam konferensi pers pada 20 Desember, dua jam setelah resmi menjadi warga negara Indonesia, Kim berharap bisa membela timnas Indonesia. Ia ingin menjadi seperti kakeknya, Kwee Hong Sing, yang pernah membela timnas Indonesia di era 1950-an.
”Saya ingin menjadi seperti kakek saya. Saya akan tunjukan keterampilan dan kemampuan saya saat seleksi timnas U-23 dan saya berharap bisa mengenakan kostum timnas,” ujar Kim.
Proses negosiasi Kim dengan Persema kemungkinan besar terhambat oleh intimidasi PSSI yang tidak akan mengakomodasi pemain dari klub peserta LPI untuk membela timnas.
PSSI juga mengintimidasi para wasit, pengawas pertandingan, dan orang yang terkait dengan PSSI tetapi aktif dalam LPI. Bagi wasit dan pengawas pertandingan, PSSI akan melaporkan mereka ke FIFA dan AFC supaya dicabut lisensinya sehingga tidak bisa memimpin pertandingan.
Demikian juga dengan para agen pemain asing yang memasok pemain ke LPI akan dilaporkan ke FIFA supaya dicabut izinnya sebagai agen pemain.
Penjadwalan ulang
Terkait dengan pengunduran diri Persema, Persibo, dan PSM, PT Liga Indonesia akan mengatur ulang jadwal pertandingan. Pengelola LSI itu akan bertemu dengan 15 klub yang tersisa pada 3 November untuk menyepakati sistem kompetisi dan penyesuaian nilai.
”Seluruh pertandingan yang diikuti oleh tiga klub yang mengundurkan diri itu dianggap tidak ada. Nilainya akan dihapus karena belum selesai satu putaran,” ujar Joko Driyono.
Peserta kompetisi hingga akhir musim tetap 15 tim. Tim paling bawah di akhir musim kompetisi akan menjalani play off dengan peringkat keempat Divisi Utama. Tiga tim yang keluar dari LSI dianggap terdegradasi dan akan diisi oleh tiga klub promosi dari Divisi Utama
source:Kompas

No comments:

Post a Comment

indonesian supporters